PERANG DUNIA II
A. Faktor-faktor penyebab PerangDunia
II
Perang Dunia II
berlangsung antara tahun 1939–1945. Perang Dunia II tentu saja tidak muncul begitu saja. Ada
sebab-sebab umum dan sebab-sebab khusus yang mendorong terjadinya Perang Dunia
II.
A. Sebab umum Perang
Dunia II
1. Kegagalan Liga Bangsa-Bangsa
(LBB)
Liga Bangsa-Bangsa
ternyata tidak mampu mencegah pertikaian-pertikaian yang terjadi, khususnya di
Eropa. LBB dianggap telah gagal dalam menegakkan tujuannya sebagai organisasi
dunia. Oleh karena itu, negara-negara besar maupun kecil tidak lagi menaruh
harapan pada organisasi itu. Banyak negara mencari jalan sendiri-sendiri untuk
membela diri. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika negara-negara kecil
lebih suka berlindung pada negara-negara yang lebih besar.
2. Terjadinya perlombaan senjata
Konferensi perlucutan senjata di Genewa
dan Washington yang bertujuan
untuk mengurangi ketegangan akibat meningkatnya kekuatan tempur yang tak
terkendalikan telah gagal. Hal itu
menyebabkan perasaan saling curiga antara negara yang satu dengan negara yang
lain kembali berkobar. Oleh karena itu, setiap negara berusaha mempersenjatai
dan meningkatkan kemampuan tempur masing-masing, sehingga terjadi perlombaan
senjata.
3. Terbentuknya kembali
persekutuan-persekutuan politik (aliansi politik)
Karena selalu dihantui
perasaan saling curiga, maka setiap negara terus berusaha untuk memperkuat
dirinya masing-masing dengan jalan mencari kawan sebanyak mungkin. Keadaan itu
mendorong terbentuknya persekutuan-persekutuan (aliansi politik) yang saling
bertentangan. Menjelang pecah Perang Dunia II, di Eropa terbentuk kembali dua
aliansi yang saling bermusuhan. Kedua aliansi itu
adalah Blok Jerman dan Italia dengan paham fasis dan Blok Perancis dan Inggris
dengan paham demokrasinya. Selain itu, ada juga Blok
Rusia dengan paham komunisnya. Pada
tanggal 21 Agustus 1939, Rusia mengadakan pakta
nonagresi atau perjanjian untuk tidak saling menyerang dengan Jerman.
Oleh karena itu, Sekutu mencurigai Rusia sebagai salah satu negara Sentral.
4. Timbul imperialisme baru
(politik ekonomi)
Beberapa negara yang telah
berhasil mengatasi krisis politik dan ekonominya dengan sistem ekonomi
terpimpin, kemudian tumbuh menjadi negara ultranasional yang menjalankan
imperialisme gaya baru. Negara-negara itu antara lain Jepang
dengan semboyannya “Hakko Ichi-U”,
Jerman dengan semboyannya “Lebensraum”,
dan Italia dengan semboyannya “Italia
Irredenta”. Negara-negara ini merasa berhak dan berkewajiban untuk memimpin dan menguasai bangsa lain.
Dengan anggapan itulah, mereka melaksanakan imperialisme gaya baru mereka.
5. Munculnya semangat balas
dendam
Perjanjian Versailles
membebani Jerman dengan berbagai kewajiban yang tidak mungkin dilaksanakan.
Pihak Sekutu seenaknya menentukan nasib Jerman setelah Perang Dunia I. Hal itu
menyebabkan timbulnya rasa dendam di kalangan bangsa Jerman. Dendam dan
keinginan untuk membalas kekalahan serta penghinaan bangsa Jerman itu, terutama
ditujukan kepada Inggris dan Perancis. Oleh karena itu, setelah memimpin
Jerman, Adolf Hitler segera membangun kembali
angkatan perangnya. Pada tahun 1935,
Hitler mengadakan wajib militer.
Tidak hanya itu, pada tanggal 16 Maret 1935,
Adolf Hitler menyatakan bahwa Perjanjian Versailles tidak
berlaku lagi.
6. Berkembangnya paham
nasionalisme yang sempit
Untuk membangkitkan
semangat nasionalisme yang tinggi dan mendorong bangsanya melakukan pembalasan
serta membuktikan bahwa Jerman adalah bangsa nomor satu di dunia, Hitler
mengembangkan paham nasionalisme yang sempit.
Menurut Hitler, bangsa Jerman atau ras Aria adalah bangsa
superior yang ditakdirkan Tuhan untuk memimpin bangsa lain. Paham nasionalisme
itu akhirnya mendorong Jerman melancarkan politik ekspansi untuk menaklukkan
negara-negara lain.
7. Terjadinya
penyerbuan-penyerbuan
Dalam strategi militer,
menyerang lebih dulu adalah cara jitu untuk memukul lawan. Taktik ini
diterapkan negara-negara blok Jerman untuk memulai Perang Dunia II. Peristiwa
penyerangan itu antara lain sebagai berikut:
v Jepang
menyerbu Cina pada tahun 1937.
v Jerman
menyerbu Polandia pada tanggal 1 September 1939. Penyerbuan ini menyebabkan
Inggris dan Perancis (pelindung kemerdekaan Polandia) menyatakan perang
terhadap Jerman.
v Jepang
menyerbu secara mendadak pangkalan armada AS di Pearl Harbour pada tanggal 7
Desember 1941. Peristiwa ini memicu terjadinya Perang Pasifik.
v Adanya
serangan-serangan dan pernyataan perang lainnya sehingga perang menjadi semakin
luas sampai akhirnya disebut Perang Dunia II.
B. Sebab khusus
Perang Dunia II
Di Eropa, sebab khusus terjadinya Perang Dunia
II adalah serbuan Jerman ke Kota Danzig, Polandia pada
tanggal 1 September 1939, sehingga pada tanggal 3 September 1939 negara-negara
pendukung LBB terutama Inggris dan Perancis mengumumkan perang kepada Jerman.
Perang Dunia di Pasifik disebabkan oleh serbuan Jepang terhadap
Pangkalan Armada Angkatan Laut Amerika di Pearl Harbour, Hawai (7 Desember
1941).
B. Jalannya Perang
Dunia II
1.
Jika ditinjau dari waktu berlangsungnya perang (1939 -1945), maka jalannya
Perang Dunia II dapat dibedakan dalam tiga tahap :
v Tahap
permulaan (1939-1942)
Pada
tahap ini, negara-negara Sentral umumnya selalu menang di berbagai medan
pertempuran Sebaliknya, negara-negara Sekutu hanya bertahan atau kalah.
v Tahap
titik balik (1942)
Tahap
titik balik ditandai dengan:
-
Kalahnya Jepang dalam pertempuran di Laut Karang pada tanggal
4 Mei 1942.
-
Jerman dipukul mundur dalam pertempuran di El Alamien oleh
Jenderal Montgomery pada tanggal 12 Oktober 1942.
- Jerman
mulai mendapat perlawanan dan kalah dalam pertempuran Stalingrad pada tanggal
19 November 1942, terhadap tentara Rusia yang dipimpin Jenderal
Gregory Zhukov.
v Tahap
akhir (1943-1945)
Pada
tahap ini, negara-negara Sekutu mulai melakukan serangan atau pukulan yang
menentukan bagi kekalahan Blok Sentral.
2.
Jika ditinjau dari berbagai medan pertempuran yang
terjadi, maka jalannya Perang Dunia II dapat terlihat dari dinamika perang
sebagai berikut.
a. Medan Eropa
Pada
tanggal 1 September 1939 Jerman
menyerang Polandia. Inggris dan Perancis
mengumumkan perang kepada Jerman. Inilah sebagai awal meletusnya Perang Dunia
II. Pada tanggal 9 April 1940 Jerman
melakukan serangan ke utara yakni ke Denmark dan Norwergia. Kedua negara ini dapat diduduki Jerman. Pada bulan Mei 1940 Belanda dapat diduduki Jerman sehingga Ratu
Wilhelmina mengungsi ke Inggris. Pada tanggal 10 Juni 1940 Italia
mengumumkan perang kepada Perancis dan Inggris, dilanjutkan menyerbu Perancis. Pada bulan Juni
1940 pasukan Jerman bergerak menuju Perancis dan dapat mendudukinya. Tentara
Perancis di bawah pimpinan Charles
de Gaulle mengungsi ke Inggris. Kekuatan dua negara fasis Jerman dan Italia semakin
mantap. Angkatan Udara Jerman menyerbu Inggris tetapi usahanya gagal kemudian
beralih dengan pengeboman-pengeboman dan serangan laut ke arah Angkatan Laut
Inggris. Pada tanggal 27 September 1940
Jerman, Italia, dan Jepang bersatu dalam Perjanjian Tiga Negara. Pada tanggal 22
Juni 1941 dengan bantuan Finlandia dan Rumania, Jerman menyerbu Rusia. Padahal selama 18 bulan sebelumnya Hitler telah
mengadakan perjanjian dengan Uni Soviet tidak akan saling menyerang.
b.
Medan Afrika
Tentara Jerman menyerbu Balkan sampai di Kreta. Rumania dan Bulgaria memihak kepada Jerman. Inggris
dapat memukul mundur tentara Italia di Afrika Utara. Serangan Sekutu terhadap
Blok Sentral pada tanggal 23 Oktober
1942 di Afrika Utara dipusatkan di El Alamien, Mesir. Tentara
Jerman di bawah Jenderal Erwin
Rommel menyerbu Afrika dan
menghantam Inggris sampai di muka Alexandria. Serangan Jerman ke Afrika Utara dapat ditahan oleh Inggris di bawah pimpinan Montgomery
dan Amerika Serikat di bawah Eisenhower
pada tanggal 12 November 1942. Datangnya bantuan pasukan Amerika Serikat membuat
pertahanan Jerman semakin rapuh. Sejak 19
November 1942 Jerman kalah melawan Rusia dalam pertempuran di Stalingrad. Kemudian
Rusia menyerbu Polandia dan Balkan. Rumania, Bulgaria dan Hongaria juga
menyerah pada tanggal 13 Februari 1945. Tentara Rusia di bawah Zhukov berhasil
menyerbu Berlin. Berlin diduduki Sekutu dari segala arah. Pertempuran hebat terjadi di dalam kota Berlin, dan Berlin dapat direbut oleh Sekutu. Pada tanggal 30 April 1945 Hitler bunuh diri. Pada tanggal 7
Mei 1945 Jerman menyerah kepada Sekutu tanpa syarat di Reims, Perancis.
c. Medan Asia Pasifik
Perang di medan Asia
Pasifik diawali dengan penyerbuan
pangkalan Armada Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawai pada
tanggal 7 Desember 1941 oleh Jepang. Perang Dunia II di medan Asia Pasifik sering disebut Perang Asia Timur Raya, karena Jepang selalu
mempropagandakan bahwa peperangan yang dilakukan bertujuan mewujudkan
kemakmuran bersama di kawasan Asia
Timur Raya. Dalam
serangan Jepang pada tanggal 7
Desember 1941 menewaskan kurang lebih 2.330 tentara Amerika Serikat dan 100
orang sipil di samping
menghancurkan peralatan perang Amerika Serikat. Jepang menyatakan perang
terhadap Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya. Serbuan Jepang dilanjutkan ke
negara-negara di Asia Tenggara dengan menduduki Muangthai, Birma (Myanmar),
Malaysia, dan Hindia Belanda (nama Indonesia waktu itu). Untuk membalas
serangan-serangan Jepang, Sekutu menyusun taktik serangan dari pulau satu ke pulau lain atau sistem
katak loncat. Strategi ini dipimpin oleh Jendral Dauglas Mac Arthur dan
Laksamana Chester Nimitz. Tentara
Jepang di Laut Karang dan Midway (7 Mei 1942) dihancurkan oleh Sekutu, inilah titik balik pertama. Dalam
pertempuran-pertempuran berikutnya Amerika
Serikat dapat merebut Filipina (22 Oktober1944), Iwo Jima (17 Maret 1945),
Okinawa (21 Juni 1945). Kemudian
Inggris di bawah Lord Louis Mauntbatten menyerbu Birma (Myanmar) dan menghancurkan tentara
Jepang (30 April 1945). Dari
Saipan dan Okinawa Angkatan Udara Amerika Serikat menyerang kota-kota Jepang,
tetapi Jepang belum menyerah. Akhirnya pada tanggal 6 Agustus 1945 Hiroshima dijatuhi bom atom dilanjutkan
tanggal 9 Agustus 1945 di Nagasaki. Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu tanggal 14
Agustus 1945 (secara resmi 2 September 1945 di atas kapal “Missouri” di
Teluk Tokio). Dengan demikian
berakhirlah Perang Dunia II karena Jepang beserta negara-negara pendukungnya
menyerah. Setelah Perang Dunia II berakhir maka diadakanlah
perjanjian-perjanjian perdamaian antara pihak pemenang dan yang kalah.
C. Perjanjian
perdamaian setelah Perang Dunia II
1. Perjanjian Potsdam (17 Juli – 2
Agustus 1945)
Perjanjian
ini dilaksanakan antara Sekutu dan Jerman. Tokoh-tokoh dari pihak Sekutu yang
terlibat dalam perjanjian di Potsdam adalah Presiden Harry S. Truman (AS), PM Clement Attlee (Inggris), dan Yoseph Stalin (Uni Soviet). Isi Perjanjian
Potsdam antara lain sebagai berikut.
Ø Jerman dibagi dalam 4 daerah pendudukan. Uni Soviet
menduduki bagian timur. Perancis menduduki bagian barat. Inggris menduduki
bagian barat laut. Amerika Serikat menduduki bagian barat daya.
Ø Kota Berlin
juga dibagi menjadi dua: Berlin Timur dikuasai Uni Soviet dan Berlin Barat
dikuasai Amerika, Inggris, dan Perancis.
Ø
Danzig (daerah Jerman sebelah timur Sungai
Oder) dan Niesse diberikan kepada Polandia.
Ø
Jerman didemiliterisasi.
Ø
Penjahat-penjahat perang harus dihukum.
Ø
Partai Nazi Jerman dan segala unsur pendukungnya dihapuskan.
2. Konferensi Paris (29 Juli – 15
Oktober 1946)
Konferensi
Paris dilaksanakan antara Sekutu
dengan Italia, Rumania, Bulgaria, Hongaria, dan Austria. Hasil Konferensi Paris ini baru ditandatangani pada tanggal 10 Februari 1947. Secara garis besar, keputusan yang dihasilkan dalam
Konferensi Paris antara lain sebagai berikut.
Ø Masing-masing negara yang kalah perang itu harus
membayar ganti kerugian perang.
Ø Demiliterisasi diberlakukan terhadap negaranegara yang
kalah perang.
Ø Penyerahan sisa-sisa perlengkapan perang kepada
Sekutu.
Ø Adanya jaminan integrasi bagi negara-negara tersebut.
Ø Penetapan perbatasan-perbatasan baru bagi
negara-negara tersebut.
Ø Abessynia dan Albania dimerdekakan kembali.
Ø Jajahan-jajahan Italia di Afrika diambil alih Inggris.
3. Perjanjian San
Fransisco (8 September 1951)
Perjanjian
antara Sekutu dan Jepang ini melahirkan keputusan-keputusan sebagai berikut:
Ø Jepang (untuk sementara) diperintah oleh tentara
pendudukan Amerika Serikat.
Ø Daerah-daerah hasil ekspansi Jepang dikembalikan
kepada yang berhak. Kepulauan Kuril dan
Ø Sakalin Selatan diserahkan kepada Rusia; Manchuaria
dan Taiwan diserahkan kepada Cina; serta Kepulauan Jepang di Pasifik diserahkan
kepada Amerika Serikat. Korea dibagi dua dengan batas Garis 380 Lintang Utara: bagian utara diduduki Uni Soviet dan bagian selatan diduduki
Amerika Serikat.
Ø Penjahat-penjahat perang harus dihukum.
Ø Jepang harus membayar ganti kerugian perang. (Khusus
untuk Indonesia besarnya $ 700 juta)
D. Dampak Dari
Perang Dunia II
1. Dalam bidang politik
Setelah
Perang Dunia II, tampak terjadi perubahan dalam bidang politik dunia. Dampak
Perang Dunia II dalam bidang politik antara lain sebagai berikut.
Ø Amerika Serikat dan Uni Soviet tidak hanya keluar
sebagai pemenang perang, tetapi muncul sebagai dua kekuatan besar di dunia
(adikuasa).
Ø Terjadi persaingan antara Amerika Serikat dan Uni
Soviet untuk menjadi negara yang paling berpengaruh dan berkuasa di dunia.
Ø Terjadi politik memecah belah oleh kedua negara
adikuasa tersebut terhadap negara-negara lain, seperti Jerman, Korea, dan
Indo-Cina.
Ø Timbul negara-negara baru karena bangkitnya
nasionalisme bangsa-bangsa bekas jajahan di Asia dan Afrika.
Ø Terbentuknya Persekutuan politik baru. Adanya
keseimbangan kekuatan mengakibatkan negara-negara besar berusaha kembali
membentuk persekutuan-persekutuan baru yang didasarkan atas kepentingan
keamanan bersama, seperti NATO (North Atlantic Treaty Organization), MEDO (Middle Eastern Defence Organization), SEATO (South East Asia Treaty Organization), dan Pakta Warsawa (sekarang sudah bubar).
2. Dalam bidang
ekonomi
Perang Dunia II juga sangat berpengaruh
terhadap keadaan ekonomi dunia. Dampak Perang Dunia II dalam bidang ekonomi
antara lain sebagai berikut.
Ø Perekonomian dunia rusak, kecuali Amerika Serikat. Dengan
demikian, Amerika Serikat tampil sebagai negara kreditur utama bagi
negaranegara di seluruh dunia. Oleh karena itu, dibuatlah beberapa program
untuk menyalurkan bantuan berupa kredit, seperti: Marshall Plan, Truman
Doctrine, Point Four Truman, dan Colombo Plan. Marshall
Plan dibentuk untuk
memberikan bantuan ekonomi dan militer untuk membangun kembali Eropa. Truman Doctrine bertujuan memberikan bantuan ekonomi dan militer kepada Yunani dan Turki. Point Four Truman bertujuan memberikan bantuan ekonomi dan militer kepada
negara-negara yang masih terbelakang. Colombo Plan merupakan program kerja sama pembangunan ekonomi dan kebudayaan di Asia
Pasifik yang dibentuk di Inggris.
Ø Jerman dan Jepang tumbuh kembali sebagai negara industri
setelah memperoleh bantuan modal dari Amerika Serikat.
3. Dalam bidang
sosial
Perang Dunia II juga berpengaruh besar
dalam bidang sosial. Dampak Perang Dunia II dalam bidang sosial antara lain
sebagai berikut.
Ø
Kedudukan
golongan cerdik pandai (para ilmuwan) semakin kuat.
Ø
Muncul
badan-badan sosial untuk menolong umat manusia yang menjadi korban perang,
misalnya UNRRA (United
Nations Relief Rehabilitation Administrations)
yang bernaung di bawah PBB.
d. Dalam bidang organisasi internasional
Karena manusia semakin menyadari
kekejaman akibat perang, maka semakin menginginkan perdamaian. Untuk itu
didirikan PBB (United Nations Organization) pada tahun 1945. Selain itu lahir pula gerakan non blok pada tahun 1961.