Sabtu, 27 Februari 2016

CARA MENGHAFAL AL-QUR'AN DENGAN MUDAH



                Assalamu’alaikum . . . . . . .

Hai kawan !!! Perkenalkan nama saya MUHAMAD BUSTANUL ‘ARIFIN di Blog “ PINTER & HEBAT “. Pada kesempatan kali ini  saya akan menjelaskan tentang cara agar dapat  lebih mudah menghafal al – Qur’an, cara yang saya tulis di blog ini berdasarkan pada pengalama yang sudah saya alami dalam menghafal Al – Quir’an. Dan sekarang saya akan berbagi pengalam saya kepada anda .
Al – Qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad melalui perantara malaikat jibril dan apabila kita membacanya termasuk ibadah dan kita akan mendapat ganjaran  satu huruf sama dengan sepuluh kebaikan. Nah, karena  Al – Qur’an merupakan mu’jizat terbesar yang di berikan kepada  nabi Muhammad, dan salah satu keajaibannya Al – Qur’an adalah salah satu bacaan di dunia yang paling mudah untuk di hafal, apalagi orang – orang yang menggunakan bahasa arab ( bahasa yang digunakan dalam Al –Qur’an ),  pasti akan lebih mudah untuk menghafalnya. Tapi karena uamt islam itu tidak hanya di arab, seperti Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalan, dan lain – lain, mungkin akan merasa agak kesulitan. Untuk kalian yang tidak menggunakan bahasa Arab dalam kehidupan sehari – hari kalian, jangan khawatir karena kita masih bisa untuk menghafal Al – Qur’an, Saya yakin mungkin kalian semua sudah bisa baca Al – Qur’an semuakan ? Oleh karena itu saya akan membagikan cara untuk menghafal Al- Qur’an dengan mudah.
Sebelum kita masuk ke pelajaran cara menghafala Al – Qur’annya, terlebih dahulu kalian harus mengetahui syarat – syarat untuk menghafal Al – Qur’an, yaitu  :
1.         Disarankan harus ada Guru/Ustadz, mengapa harus ada guru ? Karena dalam kitab Ta’alimmuta’alim dijelaskan bahwa syarat berhasilnya ilmu diantaranya harus ada guru, terbukti ketika saya mencoba menghafal sendiri rasanya sulit sekali, tapi ketika saya mulai mengaji kepada seseorang ustadz, sayapun merasa lebih mudah dalam menghafal, dan apabila kita belajar tanpa ada yang mengajari, itu sama sepertii kita belajar kepada syetan. Kriteria gurunya minimal guru itu bisa membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
2.         Kalau bisa gunakan Al-Qur’an yang tetap, contoh : jika kita menggunakan Al-qur’an terbitan PT. ini maka kita harus tetap menggunakannya untuk menghafal Al-Qur’an, tujuannya apa ? Tujuannya yaitu agar kita bisa menghafal dimana letak ayat yang kita hafal, karena kita menggunakan Al-Qur’an yang sama terbitannya otomatis halam dan tata letaknya sama, contoh : kita sudah meng hafal surat Al-Baqoroh ayat 96, maka selain kita menghafal bacaannya kita juga harus menghafal letak ayat tersebut, misal ayat ke 98 di dalam Al-Qur’an yang kamu pakai itu terdapat pada halaman 10 dan pada baris ke 5, maka kita harus menghafal halaman dan barisnya agar kita tahu ohh saya waktu itu baca ayat ini pada halaman 10 baris ke 5”. Nah, seperti itu juga bisa mempermudah dan memperkuat hafalan kita.
3.         Rajin, kita harus rajin membaca hafalan yang kita hafal agar kita tidak mudah lupa hafalannya
4.         Sabar dan perlu waktunya lama, dalam menghafal Al-Qur’an diperlukan tingkat kesabaran yang tinggi karena setiap kita melakukan kebaikan kita pasti akan diiringi oleh setan-setan penggoda, karena itu kita harus sabar, waktunya lama : dalam menghafal Al-Qur’an kita memerlukan waktu lama tidak sekarang diajarkan sekarang hafal. Karena sabar dan waktunya lama juga termasuk syarat berhasilnya menuntut ilmu.
5.         Perlu biaya : Dalam menghafal Al-Qur’an alangkah baiknya jika kita mengeluarkan biaya, baik untuk membeli Al-Qur’annya ( bagi yang belum punya ) ataupun untuk membayar ustadznya, dan yang lainnya.

CARA PEMBELAJARANNYA :

1.       Pertama jangan lupa kalian niat dalam hati untuk menghafal Al-Qur’an.
2.       Guru membacakan ayat yang akan dihafal
3.       Setelah guru membaca, kemudian kalian mengulang apa yang di baca guru tadi
4.       Setelah selesai yang diajarkan, bacalah ayat tadi bolak-balik misal 5 kali atau lebih dalam keadaan melihat Al-Qur’an.
5.       Pelajari tata letak dari ayat tersebut, kalau bisa kita gunakan Al-Qur’an terjemahan, sedikit-sedikit kalian pahami arti kosa kata perkalimat/kata disarankan untuk mempelajari kitab matan Al-Ajjuruumiyyah agar kalian tahu mana yang satu kata dan mana yang dua kata.
6.       Kemudian ketika kalian sudah merasa hafal kalian coba membaca dengan tidak melihat Al-Qur’an.
7.       Apabila ada ayat yang sudah di hafal sebelum yang baru dihafal, kalian coba menyambungkannya dengan ayat yang baru dihafal tadi dengan yang sudah dihafal ( tidak berlaku jika baru pertama menghafal ).
8.       Lakukan seperti itu dalam pertemuan berikutnya dan seterusnya

MENGGUNAKAN SISTIM POS

Menurut pengalaman saya sistim post sangat membantu sekali dalam menghafal Al-Qur’an, sistim post sendiri adalah sistim dimana kalian menghafal halaman dan ayat paling teratasnya, kemudian kalian juga menghafal ayat yang ada dibagian itu. Nah, ayat teratas yang kalian hafal kalian jadikan post, post ini bukan hanya pada ayat teratas saja tapi setelah kalian menghafal post tadi kalian bisa membuka cabang post lagi seperti misalnya ayat yang terakhir atau ayat yang ditengah halam tersebut. Sistim ini sama dengan sistim buku pelajaran sekolah kalian andaikan saja post ini sebagai judul atau bab sedangkan ayat-ayat lainnya yang ada di halaman tersebut sebagai materi yang terdapat pada bab tersebut, biasanya sistim post menggunakan halaman, maka dari itu di atas saya memberikan syarat untuk menggunakan Al-Qur’an yang sama, jika Al-Qur’annya sama otomatis halaman dan tata letak ayatnya sama. Contoh  sistim post : Dalam suran Al-Baqoroh halaman 4 terdapat 5 ayat dan ayat ter atasnya ayat 5 adalah
أُوْلَٰٓئِكَ عَلَىٰ هُدٗى مِّن رَّبِّهِمۡۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ ٥
 
Maka ayat tersebut kalian jadikan pos.
Dan ayat yang  4 sesudah pos adalah
إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ سَوَآءٌ عَلَيۡهِمۡ ءَأَنذَرۡتَهُمۡ أَمۡ لَمۡ تُنذِرۡهُمۡ لَا يُؤۡمِنُونَ ٦ خَتَمَ ٱللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمۡ وَعَلَىٰ سَمۡعِهِمۡۖ وَعَلَىٰٓ أَبۡصَٰرِهِمۡ غِشَٰوَةٞۖ وَلَهُمۡ عَذَابٌ عَظِيمٞ ٧ وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَبِٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَمَا هُم بِمُؤۡمِنِينَ ٨ يُخَٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَمَا يَخۡدَعُونَ إِلَّآ أَنفُسَهُمۡ وَمَا يَشۡعُرُونَ ٩
 
Maka kalian jadikan ayat diatas sebagai bagian dari pos
Jadi kalian hanya menhafal :
Dalam halaman 4 terdapat 5 ayat dan posnya :
 . . . . . . . أُوْلَٰٓئِكَ عَلَىٰ هُدٗى مِّن رَّبِّهِمۡۖ
Dan dari post tersebut terdapat ayat yang berawalan :
                  .  .  . . إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ سَوَآءٌ.1
            . . . . . . خَتَمَ ٱللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمۡ   .2    
                               . . . . . . وَمِنَ ٱلنَّاسِ.3
                       . . . . . يُخَٰدِعُونَ ٱللَّهَ   .4
Begitu pula dengan halaman berikutnya dan seterusnya.
Sekian dari saya mudah-mudahan saran saya bisa bermanfaat untuk kalian semua, kalian jangan mengikuti sama persis dengan contoh-contoh yang saya tuliskan diatas, kalian mengikutinya dan menyesuakan dengan Al-Qur’an yang kalian pakai. Terima kasih

Minggu, 07 Februari 2016

kumpulan lirik sholawat

























beasiswa tahfidz Qur'an

KEMENTERIAN AGAMA RI
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
Jln. Lapangan Banteng Barat Nomor 3 – 4 Jakarta
Telp. (021) 3811642, 3811654, 3812216, 3811214
Nomor : Dt.I.III/HM.01.1/609/2014 Jakarta, 4 April 2014
Lamp. : 1 (satu) bundel
Hal : Edaran Program Beasiswa Tahfiz Al-Quran (PBTQ)
Kepada yang terhormat
1. Kepala Kanwil Kementerian Agama
Cq. Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren/
Kepala Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam
2. Pengelola Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren
3. Santri Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren
Di Seluruh Indonesia
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Berdasarkan perjanjian Kerjasama antara Kementerian Agama Republik Indonesia dengan Yayasan Pusat Persatuan kebudayaan Islam Indonesia-Turki (UICCI-United Islamic Cultural Centre of Indonesia-Turkey) tentang Program Beasiswa Tahfiz Al-Quran (PBTQ), dengan ini disampaikan edaran Seleksi Beasiswa Tahfizh Al-Quran, dengan ketentuan sebagai berikut:
A. Tujuan
Program ini bertujuan untuk menghasilkan santri yang memiliki hafalan Al-Quran (tahfizh al-Quran) 30 juz, pengetahuan keagamaan Islam, serta memiliki kemampuan berbahasa Arab dan Turki.
B. Program
Pada dasarnya, program ini merupakan program non-degree. Namun, ijazah para lulusannya dapat disetarakan setingkat Madrasah Aliyah Program Agama.
a. Program Tahfiz (Kelompok Usia 18-22)
Peserta yang lulus seleksi akan diberikan layanan pendidikan selama 1 (satu) tahun di Indonesia untuk memantapkan tahfizh Al-Quran 30 (tiga puluh) juz, bahasa Arab dan bahasa Turki. Setelah itu, diberikan layanan pendidikan di Turki selama 3 (tiga) tahun untuk mendalami tahfizh Al-Quran, pengetahuan keagamaan Islam, serta kemampuan berbahasa Arab dan Turki. Para lulusannya diwajibkan untuk mengabdi selama 1 (satu) tahun dalam rangka mengembangkan pengetahuannya di pondok pesantren Tahfizh Al-Quran baik di Indonesia maupun lembaga pendidikan yang dikerjasamakan oleh Yayasan Pusat Persatuan kebudayaan Islam Indonesia-Turki (UICCI-United Islamic Cultural Centre of Indonesia-Turkey) di sejumlah negara. Setelah masa pengabdian, peserta dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi atau pengembangan program lainnya.
b. Program Tahfizh (Kelompok Usia 13-18)
Peserta yang lulus seleksi program Tahfizh akan mengikuti layanan pendidikan sebagai berikut.
a. Pendidikan di Indonesia
Para peserta yang lulus seleksi akan diberikan layanan pendidikan selama 2 (dua) tahun untuk dapat menghafal (tahfizh) Al-Quran 30 juz, peningkatan kemampuan bahasa Arab dan Turki serta pendidikan keagamaan Islam. Di awal tahun ke-3, dilakukan seleksi peserta yang akan diberangkatkan ke Turki untuk mengikuti program lanjutan. Bagi peserta yang tidak lulus seleksi program lanjutan ke Turki, diwajibkan tetap mengikuti program di Indonesia selama 1 (satu) tahun untuk menyelesaikan program kesetaraan Paket C.
Bagi peserta yang lulus Paket C dapat kembali ke pesantren masing-masing atau dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau pengembangan program lainnya.
b. Pendidikan di Turki
Pendidikan di Turki diikuti oleh peserta yang telah mengikuti pendidikan di Indonesia selama 2 (dua) tahun dan lulus seleksi program lanjutan ke Turki. Pendidikan di Turki ini ditempuh selama 3 (tiga) tahun untuk
mendalami tahfizh Al-Quran, pengetahuan keagamaan Islam, serta kemampuan berbahasa Arab dan Turki.
Para lulusannya diwajibkan untuk mengabdi selama 1 (satu) tahun dalam rangka mengembangkan pengetahuannya di pondok pesantren Tahfizh Al-Quran baik di Indonesia maupun lembaga pendidikan yang dikerjasamakan oleh Yayasan Pusat Persatuan kebudayaan Islam Indonesia-Turki (UICCI-United Islamic Cultural Centre of Indonesia-Turkey) di sejumlah negara. Setelah masa pengabdian, peserta dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi atau pengembangan program lainnya.
C. Fasilitas Beasiswa
Peserta yang lulus seleksi dan mengikuti program akan mendapatkan fasilitas akomodasi, konsumsi, dan layanan pendidikan dari Yayasan Pusat Persatuan kebudayaan Islam Indonesia-Turki (UICCI-United Islamic Cultural Centre of Indonesia-Turkey) dan transportasi ke Turki yang akan ditanggung oleh Kementerian Agama RI.
D. Tempat Penyelenggaraan Program
Pendidikan di Indonesia diselenggarakan di sejumlah pesantren Sulaimaniyah yang dikembangkan oleh Yayasan Pusat Persatuan kebudayaan Islam Indonesia-Turki (UICCI-United Islamic Cultural Centre of Indonesia-Turkey). Peserta seleksi dapat mengusulkan tempat penyelenggaraan program di Indonesia yang hendak diikuti. Adapun lokasi tempat penyelenggaraan program dimaksud adalah sebagai berikut:
1
Pesantren Sulaimaniyah Jakarta
Jl. Cipinang Baru Raya No.25 Rt.01/02 Cipinang 13420 Pulogadung Jakarta Timur Telp. 021.4710751 Fax : 021-4710752
2
Pesantren Sulaimaniyah Medan
Jl. Kelambir V No.45 Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan Medan Helvetia Kotamadya Medan Telp. 0821. 65203317
3
Pesantren Sulaimaniyah Aceh
Jl. Taman Makam Pahlawan No.62 Peuniti Banda Aceh Telp. 0651.638.228 Hp. 0878.8867.7240
4
Pesantren Sulaimaniyah Semarang
Jl. Abdurrahman Saleh No.790 Kel. Kalipancur Kec. Ngalian Kota Semarang Telp. 0247.605.267 Hp. 0858.83112324
5
Pesantren Sulaimaniyah Puncak
Kp. Batu Kasur 05/03 batulayang Cisarua, Bogor Telp. 081317978685
6
Pesantren Sulaimaniyah Jogyakarta
Jl. Seruni No.8 Karangasem Caturtunggal Depok Sleman Jogjakarta (Utara UNY Depan TK. Happy Holly Kids) Telp. (+62) 0274 561641
7
Pesantren Sulaimaniyah Surabaya
Jl. Jamursari Timur JK-1 Rt. 02/07 Kel. Jemurwo Nosari Kec. Wonosobo
8
Pesantren Sulaimaniyah Pangkalan Bun
Jl. Pra Kusumayudha Gg. Mawar 2 Rt.18 No. 81 Kel. Mendawai Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah
E. Persyaratan dan Berkas Administrasi
a. Persyaratan
1. Program Tahfizh (Kelompok Usia 18-22)
a) Telah hafal Al-Quran 30 (tiga puluh) juz dan lancar membaca Al-Quran dengan tajwidnya;
b) Diutamakan memiliki ijazah MTs/SMP/Paket B/Wajar Dikdas tingkat wustha; Bagi yang tidak memiliki ijazah boleh mengikuti seleksi, tetapi ijazah yang dikeluarkan setelah program nanti tidak dapat disetarakan dengan Madrasah Aliyah.
c) Diutamakan telah mengikuti pendidikan pesantren;
d) Berusia antara 18 hingga 22 tahun;
e) Berakhlak mulia, disiplin, tidak merokok dan tidak mengidap penyakit berbahaya;
f) Bersedia mengikuti program pendidikan hingga selesai dan siap dikeluarkan dari program pendidikan jika tidak memenuhi standar minimal keaktifan proses belajar.
2. Program Tahfizh (Kelompok Usia 13-18)
a) Telah hafal Al-Quran minimal 1 (satu) juz, setidaknya juz ‘amma dan lancar membaca Al-Quran dengan tajwidnya;
b) Memiliki ijazah MTs/SMP/Paket B/Wajar Dikdas tingkat wustha;
c) Diutamakan telah mengikuti pendidikan pesantren;
d) Berusia antara 13 hingga 18 tahun;
e) Berakhlak mulia, disiplin, tidak merokok dan tidak mengidap penyakit berbahaya;
f) Bersedia mengikuti program pendidikan hingga selesai dan siap dikeluarkan dari program pendidikan jika tidak memenuhi standar minimal keaktifan proses belajar.
b. Berkas Administrasi
No
Berkas
Untuk
Tahfizh (Kelompok Usia 18-22)
Tahfizh (Kelompok Usia 13-18)
1
Fotocopy ijazah MTs/SMP/Paket B
Kemenag RI
2 lembar copy
2 lembar copy
Kemenag Provinsi
1 lembar copy (Diutamakan)
1 lembar copy
2
Fotocopy akta kelahiran
Kemenag RI
2 lembar copy
2 lembar copy
Kemenag Provinsi
1 lembar copy
1 lembar copy
3
Rekomendasi dari pengasuh pesantren asal
Kemenag RI
1 lembar asli + 1 lembar copy
1 lembar asli + 1 lembar copy
Kemenag Provinsi
1 lembar copy
1 lembar copy
4
Fotocopy KTP
Kemenag RI
2 lembar copy
2 lembar copy (bagi yang telah memiliki)
Kemenag Provinsi
1 lembar copy
1 lembar copy (bagi yang telah memiliki)
5
Pasfoto berwarna 3x4 cm
Kemenag RI
2 lembar
2 lembar
Kemenag Provinsi
2 lembar
2 lembar
6
Melampirkan surat pernyataan (hafal Al-Quran, lancar membaca Al-Quran, tidak merokok, tidak mengidap penyakit berbahaya, dan bersedia mengikuti program)
Kemenag RI
1 lembar asli + 1 lembar copy
1 lembar asli + 1 lembar copy
Kemenag Provinsi
1 lembar copy
1 lembar copy
7
Mengisi formulir
Kemenag RI
1 lembar asli + 1 lembar copy
1 lembar asli + 1 lembar copy
Kemenag Provinsi
1 lembar copy
1 lembar copy
c. Waktu dan Penyerahan Berkas Pendaftaran
Seluruh berkas administrasi dimasukkan ke dalam 2 (dua) map cokelat tertutup yang di pojok kanan ditulis dengan:
PROGRAM TAHFIZH KELOMPOK USIA 13-18 TAHUN /USIA 18-22 TAHUN * (*Pilih Salah Satu)
PROGRAM BEASISWA TAHFIZH AL-QURAN (PBTQ) KERJASAMA KEMENTERIAN AGAMA-UICCI TURKI”, masing-masing dikirim ke:
1. Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI, Jl. Lapangan Banteng Barat No.3-4 Jakarta, Lantai 6 Ruang Subdit Pendidikan Diniyah. Telp. 021.3850244, Fax. 021.3811810, Email: subdit_diniyah@yahoo.com, Website: www.kemenag.go.id atau www.ditpdpontren.com.
2. Lokasi tes yang dikehendaki sebagaimana terlampir. Penyerahan berkas pendaftaran telah diterima selambat-lambatnya tanggal 30 Mei 2014 (cap pos).
F. Tahapan Seleksi
Seleksi akan diselenggarakan melalui 2 tahap, yakni:
1. Tes Tulis
Tes tulis diselenggarakan pada:
Hari, tanggal : Rabu, 04 Juni 2014
Pukul : 10.00 hingga selesai
Tempat : 15 Kanwil Kementerian Agama Provinsi dan Pesantren Sulaimaniyah Pangkalan Bun (terlampir)
Materi tes : 1. Materi Keagamaan Islam (Akidah dan Fiqih)
2. Bahasa Arab (Nahwu dan Sharaf), dan Kepesantrenan
3. Bacaan dan Tahfizh Al-Quran
Transportasi : Ditanggung masing-masing peserta
2. Tes Orientasi
Tes orientasi diikuti oleh peserta lulus seleksi tulis yang akan diselenggarakan pada:
Hari, tanggal : Rabu-Minggu, 18-22 Juni 2014
Masuk Pukul : 09.00 hingga selesai
Tempat pelaksanaan : Pesantren Sulaimaniyah di 8 lokasi
Transportasi : Ditanggung masing-masing peserta
G. Waktu
No
Kegiatan
Waktu
Keterangan
1
Penerimaan bekas pendaftaran
01 April hingga 30 Mei 2014
Berkas di kirim ke:
1. Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag RI
2. Lokasi tes:
Kanwil Kemenag Provinsi atau Pesantren Sulaimaniyah Jakarta
2
Batas akhir penerimaan berkas pendaftaran
Jum’at, 30 Mei 2014
Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag RI
3
Pelaksanaan tes tulis
Rabu,
04 Juni 2014
15 Kanwil Kementerian Agama Provinsi dan Pesantren Sulaimaniyah Pangkalan Bun
4
Pengumuman hasil tes tulis
Selasa,
10 Juni 2014
website: www.ditpdpontren.com atau www.uicci.org
5
Pelaksanaan tes orientasi
Rabu-Minggu, 18-22 Juni 2014
Pesantren Sulaimaniyah di 8 lokasi
6
Pengumuman hasil tes orientasi
Senin 23 Juni 2014
website: www.ditpdpontren.com atau www.uicci.org
7
Mulai awal pendidikan
Senin,
11 Agustus 2014
8 lokasi UICCI
Diharapkan agar Kepala Kanwil kementerian Agama Cq. Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren/Kepala Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam seluruh Indonesia secara aktif ikut mensosialisasikan surat edaran ini kepada Kantor Kementerian Agama RI Kabupaten/Kota, Pengelola Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren dan santri pendidikan diniyah dan pondok pesantren di lingkungan wilayah setempat. Di samping itu, Kanwil kementerian Agama dapat berkoordinasi dengan pesantren Sulaimaniyah dan melayani penerimaan para pendaftar.
Demikian, atas perhatian dan kerjasama Saudara diucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
An. Direktur Jenderal
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren
Drs. H. A. Saifuddin, MA
NIP. 19550715.198403.1.001
Tembusan:
1. Direktur Jenderal Pendidikan Islam.
2. Direktur UICCI Jakarta.
LAMPIRAN:
LEMBAR CHECKLIST
BERKAS PENDAFTARAN PROGRAM BEASISWA TAHFIZH AL-QURAN (PBTQ)
DIREKTORAT PENDIDIKAN DINIYAH DAN PONDOK PESANTREN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
KEMENTERIAN AGAMA RI TAHUN 2014
Program : Tahfizh Kelompok Usia 13-18 Tahun /Usia 18-22 Tahun *
Nama : ______________________________________________
Tempat, tanggal lahir : ______________________________________________
Alamat tinggal : ______________________________________________
Alamat kontak : Hp. _____________________ Telp. _________________
Lokasi tes tulisyang dipilih: _____________________________________________
Jika lulus seleksi, lokasi tempat program yang dipilih:
Pesantren Sulaimaniyah: _______________________________________________
NO
BERKAS
UNTUK
KONDISI
ADA
TIDAK ADA
1
Fotocopy ijazah MTs/SMP/Paket B/ Wajar Dikdas tingkat wustha (2 lembar copy)
Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag RI
Fotocopy ijazah MTs/SMP/Paket B/ Wajar Dikdas tingkat wustha (2 lembar copy)
Lokasi Seleksi Tulis (15 Kanwil Kementerian Agama Provinsi dan Pesantren Sulaimaniyah Pangkalan Bun)
2
Fotocopy akta kelahiran (2 lembar copy)
Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag RI
Fotocopy akta kelahiran (1 lembar copy)
Lokasi Seleksi Tulis (15 Kanwil Kementerian Agama Provinsi dan Pesantren Sulaimaniyah Pangkalan Bun)
3
Rekomendasi dari pengasuh pesantren (1 lembar asli + 1 lembar copy)
Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag RI
Rekomendasi dari pengasuh pesantren asal (1 lembar copy)
Lokasi Seleksi Tulis (15 Kanwil Kementerian Agama Provinsi dan Pesantren Sulaimaniyah Pangkalan Bun)
4
Fotocopy KTP (2 lembar copy)
Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag RI
Fotocopy KTP (1 lembar copy)
Lokasi Seleksi Tulis (15 Kanwil Kementerian Agama Provinsi dan Pesantren Sulaimaniyah Pangkalan Bun)
5
Pasfoto berwarna 3x4 cm (2 lembar)
Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag RI
Pasfoto berwarna 3x4 cm (2 lembar)
Lokasi Seleksi Tulis (15 Kanwil Kementerian Agama Provinsi dan Pesantren Sulaimaniyah Pangkalan Bun)
6
Melampirkan surat pernyataan (1 lembar asli + 1 lembar copy)
Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag RI
Melampirkan surat pernyataan (1 lembar copy)
Lokasi Seleksi Tulis (15 Kanwil Kementerian Agama Provinsi dan Pesantren Sulaimaniyah Pangkalan Bun)
7
Mengisi formulir (1 lembar asli + 1 lembar copy)
Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag RI
Mengisi formulir (1 lembar copy)
Lokasi Seleksi Tulis (15 Kanwil Kementerian Agama Provinsi dan Pesantren Sulaimaniyah Pangkalan Bun)
Keterangan:
* = coret yang tidak perlu
KEMENTERIAN AGAMA RI
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
Jln. Lapangan Banteng Barat Nomor 3 - 4 Jakarta
Telp. (021) 3811642, 3811654, 3812216, 3811214
FORMULIR PENDAFTARAN
PROGRAM BEASISWA TAHFIZH AL-QURAN (PBTQ)
TAHUN 2014
Program : Tahfizh Kelompok Usia 13-18 Tahun /Usia 18-22 Tahun *
Lokasi tes tulisyang dipilih : ______________________________________________
Jika lulus seleksi, lokasi tempat program yang dipilih:
Pesantren Sulaimaniyah : _______________________________________________
IDENTITAS DIRI:
Nama : ______________________________________________
Jenis kelamin : Laki-laki/perempuan*
Tempat, tanggal lahir : ______________________________________________
Usia : ______________ tahun
Alamat tinggal : ______________________________________________
______________________________________________
Alamat kontak : Hp. _____________________ Telp. ________________
Email: ________________________________________
Pekerjaan : ______________________________________________
Hafal Al-Quran : _____________ juz
PENGALAMAN PESANTREN:
1. Pesantren________________________________________________________
Kab. ___________________________ mulai thn ___________ sd __________
2. Pesantren________________________________________________________
Kab. ___________________________ mulai thn ___________ sd __________
PENGALAMAN PENDIDIKAN:
1. Tingkat MI : ___________________________________ Kab. ____________
2. Tingkat MTs : ___________________________________ Kab. ____________
_________________ , __________________ 2014
Peserta,
______________________
Keterangan:
*) = coret yang tidak perlu
SURAT PERNYATAAN
PROGRAM BEASISWA TAHFIZH AL-QURAN (PBTQ)
TAHUN 2014
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ______________________________________________
Tempat, tanggal lahir : ______________________________________________
Alamat tinggal : ______________________________________________
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa saat ini saya:
1. Lancar membaca Al-Quran
2. Telah hafal juz ‘amma dan ___________ juz lainnya*
3. Tidak merokok dan tidak mengidap penyakit berbahaya.
Di samping hal di atas, saya menyatakan bahwa jika saya lulus sebagai peserta Program Beasiswa Tahfizh Al-Quran (PBTQ) Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama bekerjasama dengan Yayasan Pusat Persatuan kebudayaan Islam Indonesia-Turki (UICCI-United Islamic Cultural Centre of Indonesia-Turkey) maka saya:
1. Sanggup tinggal di pondok pesanten yang telah ditunjuk selama proses pendidikan;
2. Berkomitmen mengikuti program hingga selesai dan siap dikeluarkan dari program pendidikan jika tidak memenuhi standar minimal keaktifan proses belajar.
3. Jika mengundurkan diri/tidak lulus maka saya akan mengembalikan biaya pendidikan yang saya terima kepada kas negara.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
_________________ , __________________ 2014
Mengetahui Yang Menyatakan
Orang Tua Calon Peserta
______________________ ______________________
Nama Jelas Nama Jelas
Keterangan:
* = coret yang tidak perlu
Materai
Rp. 6.000,-
Contoh:
Kop Pondok Pesantren
==================================================
SURAT REKOMENDASI
PROGRAM BEASISWA TAHFIZH AL-QURAN (PBTQ)
TAHUN 2014
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ______________________________________________
Selaku : pimpinan pondok pesantren______________________
Alamat : ______________________________________________
Memberikan rekomendasi kepada:
Nama : ______________________________________________
Tempat, tanggal lahir : ______________________________________________
Alamat tinggal : ______________________________________________
Untuk mengikuti seleksi Program Beasiswa Tahfizh Al-Quran (PBTQ) Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI bekerjasama dengan Yayasan Pusat Persatuan kebudayaan Islam Indonesia-Turki (UICCI-United Islamic Cultural Centre of Indonesia-Turkey), dengan alasan:
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
Demikian surat rekomendasi ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
_________________ , __________________ 2014
Yang Merekomendasi,
Tanda tangan &
stempel ponpes
______________________
Nama Jelas
LOKASI TES TULIS
BEASISWA TAHFIZH AL-QURAN
TAHUN 2014
NO
PROVINSI
ALAMAT
A
Kantor Kementerian Agama Provinsi
1
NAD
Jl. Abu Lam U. No.09 Banda Aceh 23242 Telp (0651) 22442 - 22412 - 22510, Fax.(0651) 22510
2
Sumatera Utara
Jl. Jend. Gatot Subroto, No.261 Medan 20127, Telp.(061) 8451033 - 8451724, Fax (061) 8468005
3
Sumatera Barat
Jl. Kuini No.79. B Padang 25114, Telp.(0751) 28220 - 21686, Fax (0751) 22583
4
Riau
Jl. Jend. Sudirman No.235 Pekanbaru 28011 Telp. (0761) 21350, Fax. (0761) 26979
5
Sumatera Selatan
Jl. Ade Irma Nasution No.8 Palembang (Jl. Kapten A. Rival)
6
DKI Jakarta
Jl. DI. Panjautan No.10 Jakarta Timur 13340 Tel.(L) (021)8197479, Fax.(021) 8195461
7
Jawa Barat
Jl. Jend. Sudirman No.644 Bandung 40183 Tel. (022) 6032008, Fax.(022) 6037850
8
Jawa Tengah
Jl. Sisingamangaraja No.5 Semarang 50232, Telp.(024) 8412547, Telp(024)8412552, Pes.102 Fax.(024) 8315418
9
DI. Yogyakarta
Jl. Sukonandi No.8 55166, Telp. (0274) 589335 - 512276, Fax.(0274) 589335 - 512276
10
Jawa Timur
Jl. Raya Juanda II Sidoarjo 61253, Telp.(031) 868014 - 8667011, Fax.(031) 8667011 - 8674123, Email:kakanwiljatim@yahoo.com
11
Kalimantan Tengah
Jl. Brigjen Katamso No.3 Palangka Raya 73112, Telp.(0536) 3221966 - 3221893, Fax. (0536) 3221893
12
Kalimantan Selatan
Jl. DI. Panjaitan No.19 Banjarmasin 70114, Telp (0511) 3353150 - 3353472, Fax. (0511) 3356633
13
Kalimantan Timur
Jl. Basuki Rahmat No.42 Samarinda 75117, Telp(0541) 743359 - 742682, Fax.(0541) 742682
14
Sulawesi Selatan
Jl. Nuri No.53 Makassar, Telp. (0411) 872219 - 873459, Fax. (0411) 872219
15
NTB
Jl. Udayana No.6 Mataram 83122, Telp(0370) 623375, 633040, Fax.(0370)623375
B
Pesantren Sulaimaniyah (UICCI)
16
Pesantren Sulaimaniyah Pangkalan Bun
Jl. Pra Kusumayudha Gg. Mawar 2 Rt.18 No. 81 Kel. Mendawai Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah

Sabtu, 23 Januari 2016

PERANG BADAR



Tangis Rasulullah SAW di Malam Perang Badar



“Jibril telah datang kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam dan berkata kepada beliau,”Dengan apa kalian menyebut orang-orang yang berjuang di perang Badar ini?” Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam menjawab, “Mereka adalah orang muslim terbaik.” Maka, Jibril berkata, “Begitu pula dengan malaikat yang ikut serta dalam perang Badar ini. Mereka termasuk muslim terbaik.”
DETIK-detik Perang Badar. Diketahui jumlah kekuatan kaum muslimin saat perang tersebut hanya sekitar 313 sampai 317 orang. Mereka terdiri dari kaum Muhajirin 82 atau 86 orang, Bani Aus 61 orang, dan kalangan Khazraj 170 orang. Mereka berja­lan dengan hanya membawa 2 kuda dan 70 unta. Maka, setiap dua orang atau tiga saling bergantian dalam mengendarai satu unta.
Sangat berbeda jauh dengan jumlah yang di miliki oleh kaum kafir Qurais, Jumlah mereka mencapai 1.300 orang. Mereka membawa 100 tentara berkuda, 600 tentara berbaju besi, dan sejumlah unta yang sangat banyak jumlahnya. Pasukan bangsa Quraisy ini dipimpin oleh Abu Jahal.
Sa’ad ibnu Muadz-pembawa bendera Anshar-pun saat itu angkat suara. Maka, ia pun segera bangkit dan berkata, “Demi Allah, Kami telah beriman kepadamu, sehingga kami akan selalu membenarkanmu. Dan kami bersaksi bahwa ajaran yang engkau bawa adalah benar. Karena itu, kami berjanji untuk selalu mentaati dan mendengarkan perintahmu. Berangkatlah wahai Rasululah Shalallahu ‘alaihi wasallam, jika itu yang engkau kehendaki. Demi Dzat yang telah mengutusmu dengan nilai-nilai kebenaran, seandainya engkau membawa kami ke laut itu, kemudian engkau benar-benar mengarunginya, niscaya kami pun akan mengikutimu.
“Sungguh, tidak akan ada satu pun tentara kami yang akan tertinggal dan kami tidak takut sedikit pun kalau memang engkau memper­temukan kami dengan musuh-musuh kami esok hari. Sesungguhnya, kami adalah orang-orang yang terbiasa hidup dalam peperangan dan melakukan pertempuran. Semoga Allah memperlihatkan kepadamu berbagai hal dari kami yang dapat memberikan kebahagiaan bagimu. Maka, marilah kita berjalan menuju berkah Allah.”
Ibnu Katsir rahimahullah menggambarkan keadaan Nabi saw pada malam perang badar. “Pada waktu malam perang badar , Rasulullah saw melakukan shalat di dekat sebatang pohon. Dalam sujudnya beliau memperbanyak, ‘Ya Hayuu, Ya Qayum.’ Beliau mengulang-ngulangi ucapan itu , dan menekuni sholat tahajud sambil menangis dan berdoa terus menerus sampai pagi, dalam doanya Beliau berkata; ‘Ya Allah aku mengingatkan-Mu akan janji-Mu, Ya Allah jangan Engkau meninggalkanku, Ya Allah jangan Engkau membiarkanku, Ya Allah jangan Engkau menyianyiakanku. Ya Allah ini adalah orang Qurais, mereka telah datang dengan kesombongan mereka. Mereka telah menentang dan menuduh bohong utusan-Mu. Ya Allah mana pertolongan-Mu yang Engkau janjikan.’ Beliau berdoa hingga jubahnya terjatuh.
“Datanglah Abu Bakar sahabat yang selalu menemaninya dikala suka dan duka, Sahabat yang menemani Rasulullah ketika di kejar bala tentara musuh di gua Tsur. Sahabat yang memiliki hati yang begitu lembut, dengan air mata yang menetes ia mengambil jubah Rasulullah saw yang terjatuh kemudian mengembalikan ke pundaknya dan Beliau mengikuti di belakang Rasulullah saw. Dia berkata, “Wahai Nabi Allah cukup bagimu mengingatkan Tuhanmu akan janji-Nya. Karena Ia akan memberikan kepadamu apa yang Ia janjikan. Maka Allah swt menurunkan firman-Nya,” Agar Allah swt menetapkan yang hak ( Islam ) dan membatalkan yang batil ( syirik ) walaupun orang-orang yang berdosa itu tidak menyukainya.” ( QS; Al-Anfal : 9 ). Allah pun menolongnya dengan mengirim malaikat-Nya dalam perang Badar.” [harapan diri]





 

Pertempuran Badar


Pertempuran Badar
Bagian dari Perang Muslim-Quraisy

Ilustrasi Pertempuran Badar pada Siyer-i Nebi, karya abad ke-16 masa Kesultanan Utsmaniyah yang sekarang tersimpan di Museum Topkapi, Turki.
Tanggal
17 Maret 624 M/17 Ramadan 2 H
Lokasi
Kota Badar, 80 mil baratdaya Madinah
Hasil
Kemenangan Muslim
Pihak yang terlibat
Komandan
Kekuatan
300-350
<900-1000
Korban
14 tewas
50-70 tewas
43-70 tertawan

Pertempuran Muhammad


Ghazwah (Turun langsung dalam pertempuran)
Penyergapan kafilah – Waddan – Safwan – Buwat – Dul Ashir – Badar – Pengusiran Bani Qaynuqa – Asyirah – Sawiq – Bani Sulaim – Bahran – Al-Kidr – Hamra' al-Asad – Uhud – Dzi Amr – Dzatu al-Riqa` – Dumatul Jandal – Khandaq – Bani Quraizhah – Bani Mustaliq – Bani Lahyan – Al-Gabah – Fathu Makkah – Khaybar – Hunayn – Tha'if – Tabuk – Eid – Zakat – Thi Amr – Ghatfan – Bahran – Al-Asad – Badru Ukhra – Bani Nadhir – Thi Qerd – Hudaybiyyah – Awtas – Hawazan

Sirya (Pertempuran atas perintahnya)
Qirdah – Mu'tah – Dzatu as-Salasil – Yarmuk – Pengepungan Nakhla – Penyergapan Najd – Penyergapan Al-Is – Invasi al-Khabt – Ekspedisi Batn Edam – Ekspedisi Qatan

Pertempuran Badar (bahasa Arab: غزوة بدر, ghazawāt badr), adalah pertempuran besar pertama antara umat Islam melawan musuh-musuhnya. Perang ini terjadi pada 17 Maret 624 Masehi atau 17 Ramadan 2 Hijriah. Pasukan kecil kaum Muslim yang berjumlah 313 orang bertempur menghadapi pasukan Quraisy[1] dari Mekkah yang berjumlah 1.000 orang. Setelah bertempur habis-habisan sekitar dua jam, pasukan Muslim menghancurkan barisan pertahanan pasukan Quraisy, yang kemudian mundur dalam kekacauan.
Sebelum pertempuran ini, kaum Muslim dan penduduk Mekkah telah terlibat dalam beberapa kali konflik bersenjata skala kecil antara akhir 623 sampai dengan awal 624, dan konflik bersenjata tersebut semakin lama semakin sering terjadi. Meskipun demikian, Pertempuran Badar adalah pertempuran skala besar pertama yang terjadi antara kedua kekuatan itu. Muhammad saat itu sedang memimpin pasukan kecil dalam usahanya melakukan pencegatan terhadap kafilah Quraisy yang baru saja pulang dari Syam, ketika ia dikejutkan oleh keberadaan pasukan Quraisy yang jauh lebih besar. Pasukan Muhammad yang sangat berdisiplin bergerak maju terhadap posisi pertahanan lawan yang kuat, dan berhasil menghancurkan barisan pertahanan Mekkah sekaligus menewaskan beberapa pemimpin penting Quraisy, antara lain ialah Abu Jahal alias Amr bin Hisyam.
Bagi kaum Muslim awal, pertempuran ini sangatlah berarti karena merupakan bukti pertama bahwa mereka sesungguhnya berpeluang untuk mengalahkan musuh mereka di Mekkah. Mekkah saat itu merupakan salah satu kota terkaya dan terkuat di Arabia zaman jahiliyah. Kemenangan kaum Muslim juga memperlihatkan kepada suku-suku Arab lainnya bahwa suatu kekuatan baru telah bangkit di Arabia, serta memperkokoh otoritas Muhammad sebagai pemimpin atas berbagai golongan masyarakat Madinah yang sebelumnya sering bertikai. Berbagai suku Arab mulai memeluk agama Islam dan membangun persekutuan dengan kaum Muslim di Madinah; dengan demikian, ekspansi agama Islam pun dimulai.
Kekalahan Quraisy dalam Pertempuran Badar menyebabkan mereka bersumpah untuk membalas dendam, dan hal ini terjadi sekitar setahun kemudian dalam Pertempuran Uhud.
Sejarah Perang Badar, menurut riwayat Abu Ishaq, Rasulullah keluar bersama 314 orang sahabatnya pada suatu malam di bulan Ramadhan dengan membawa 70 ekor unta. Setiap unta ditunggangi secara bergantian oleh dua atau tiga orang. Kaum muslimin tidak mengetahui keberangkatan bala bantuan Quraisy yang keluar dari Mekah dengan tujuan perang. Pada saat itu, Abu Sofyan berhasil lolos menyusuri mata air Badar dengan melewati jalanan panjang menuju Mekah.

Rasulullah SAW beserta para sahabat berjalan menuju Badar dan langsung mengambil posisi yang menguntungkan. Setelah orang-orang musyrik muncul dan kedua pihak saling melihat, beliau berdiri memohon pertolongan kepada Allah, diikuti sahabat lainnya dengan penuh ikhlas dan rendah diri di hadapanNya. Ketika dua pasukan semakin mendekat, Rasulullah berdiri di tengah kaum muslimin untuk menyampaikan nasihat dan mengingatkan kemenangan yang tak akan lama lagi diraih. Beliau juga mengabarkan, bahwa Allah menjanjikan masuk surga, bagi siapapun yang syahid di jalanNya.

Pada peperangan ini, diriwayatkan bahwa Rasulullah senantiasa terus memperbanyak doa, dengan penuh ketundukan dan khusyu’, sehingga Abu Bakar iba melihat beliau seraya berkata “Ya Rasulullah, demi diriku yang berada di tanganNya, bergembiralah! Sesungguhnya Allah pasti akan memenuhi janjiNya kepadaMu.” Salah satu dari doa beliau, “Ya Allah, inilah orang-orang Quraisy yang datang dengan kecongkakan dan kesombongannya untuk mendustakan RasulMu. Ya Allah, tunaikanlah kemenangan yang telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah, kalahkan mereka esok hari…”

Pertempuran dimuali pada pagi hari tahun kedua hujriyah. Rasulullah mengambil seganggam krikil dan melemparakannya ke arah kaum musyrik seraya berkata, “Hancurlah wajah-wajah mereka!” sehingga menimpa mata semua pasukan Quraisy. Allah pun mendukung kaum mukmin dengan bala bantuan berupa Malaikat. Akhirnya, kemenangan besar diraih kaum muslimin. Ada 70 musyrikin yang terbunuh dan 70 orang yang tertawan, sedangkan ada 14 orang dari kaum mukminin yang mengapai syahid.


Bentuk Pertolongan Allah Dalam Perang Badar

Sesungguhnya betapa banyak dan besarnya pertolongan yang Allah berikan bagi pasukan Rasulullah Saw. dalam perang Badar. Betapa janji Allah selalu benar, bahwa Allah Swt. pasti akan menolong hambaNya yang menolong agamaNya. Sejarah telah mencatat rahmat Allah yang menyertai orang-orang yang beriman. Kemenangan sejati selalu ada ketika ia bersandingan dengan iman. Berikut adalah beberapa hal yang menyokong kemenangan yang diraih kaum muslimin.
Sejarah telah mencatat rahmat Allah yang menyertai orang-orang yang beriman. Kemenangan sejati selalu ada ketika ia bersandingan dengan iman
1.    Pasukan Malaikat
Abdullah bin Abbas meriwayatkan bahwa ketika seorang sahabat mengejar dengan gigih seorang musyrik yang ada di depannya, tiba-tiba ia mendengar suara pukulan dan suara penunggang kuda yang menghentakkan kudanya. Lalu sahabta tersebut melihat orang musyrik itu jatuh tewas terkapar dengan keadaan hidung dan wajahnya terluka berat akibat pukulan keras. Hal tersebut ia ceritaka kepada Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Kau benar, itu adalah pertolongan Allah dari langit ketiga.” (H.R.Bukhari dan Muslim)

Kemenangan pada perang Badar menjadi pesta di kalangan para malaikat karena peristiwa ini adalah pertama kalinya mereka diizinkan terjun ke gelanggang perang di bawah komando Jibril dengan seribu pasukan malaikat pilihan.

“Sesungguhnya Aku akan mendatangkan kepadamu bala bantuan dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut.” (Q.S.An Anfal:9)

Para Malaikat yang terlibat dalam Perang Badar memiliki kemuliaan di antara semua malaikat. Rafi’ah bin Rafi’ Az Zarqi mengatakan, “Jibril berkata kepada Nabi SAW dan berkata: Bagaimana kalian menganggap veteran Badar di antara kalian? Rasulullah manjawab: Termasuk muslimin yang paling mulia. Jibril berkata: demikian pula malaikat yang mengikuti perang Badar.”

2.    Allah Meneguhkan Hati  


“Dan Allah tidak menjadikan (bantuan bala tentara malaikat itu) melainkan sebagai kabar gembira dan agar hatimu menjadi tentram karenanya. Dan kemenangan itu hanya dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa Maha Perkasa. (Q.S.Al Anfal:10)
 

3.    Rasa Kantuk dan Turunnya Hujan
               
“Sesungguhnya Allah manjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penentraman dariNya dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk membersihkanmu. Karena dengan air hujan itu, Allah Swt. menghilangkan gangguan syetan darimu dan menguatkan hatimu serta memperteguh  kedudukanmu.” (Q.S.Al Anfal:11)

Rasa kantuk yang melanda para mujahid Badar merupakan salah satu nikmat. Mengapa demikian? Karena situasi perang tidak kondusif untuk tidur, guna mengembalikan energi, maka rasa kantuk menjadi suatu terapi dari suasana yang tegang dan mencekam. Karena malam hari bagi kaum musyrikin adalah untuk bersenang-senang, sementara kaum mslimin dikaruniakan rasa kantuk sebagai rangsangan tidur untuk memulihkan kembali tenaga.

Saat itu pun turun hujan baik di tempat kaum muslim maupun kafir. Hal ini berdampak nikmat bagi kaum muslim tetapi menjadi siksaan dan kendala bagi kaum kafir. Contohnya, tanah kaum muslim menjadi padat dan tidak berdebu sehingga menjadi kokoh diinjak dan tidak mengganggu pandangan. Hujan menjadi salah satu bantuan dalam bentuk rahmat yang Allah Swt. turunkan kepada kaum mu’minin dalam pertempuran Badar itu, selain  jundun min jundillah atau tentara Allah, sepertia para malaikat yang Allah turunkan untuk mengacaukan pasukan kaum Musyrikin.

Rasulullah saw. dan generasi awal umat ini benar-benar menyadari, bahwa masyarakat paganis ekstrim dari keturunan Quraisy dan semua kelompok yang sejenis dengannya tidak akan pernah membiarkan umat Islam memiliki kebebasan menjalankan Syari’atnya di Kota Yatsrib, setelah sebelumnya mereka diusir beramai-ramai dari Kota Makkah. Dari itu, umat Islam pun mempersiapkan segalanya.
Di Kota Madinah kaum Muslimin mempersiapkan diri dengan membangun kekuatan dengan cara selalu berlatih berperang, agar mereka tidak lagi dilecehkan orang-orang musyrik dan juga kabilah-kabila Yahudi. Sadar akan kekuatan Islam yang selama ini tersebunyi. Hal ini menggetarkan musuh, sehingga musuh tidak menyerang umat Islam di Kota Madinah. Bahkan dengan kekuatan yang dimiliki kaum muslimin ini, masyarakat Quraisy paham bahwa orang-orang Muhajirin yang selama ini lari dari tekanan dan penindasannya, bukan lagi pada posisi yang lemah dan hina. Namun kini mereka telah berubah menjadi satu komunitas yang kuat, dan mampu menggetarkan mereka. Dari itu pasukun Rasululah  patut diperhitungkan.

Latihan dan Persiapan Berkala
Rasulullah saw. segera melatih para sahabatnya dan mengutus mereka untuk melakukan pengintaian di sekitar Kota Madinah secara berkala. Tujuannya adalah sebagai latihan, eksplorasi, dan persiapan peperangan. Beberapa tugas yang pernah beliau delegasikan kepada para sahabat antara lain:
1.   Pasukan yang dipimpin oleh Hamzah bin ‘Abdul Muththalib. Mereka sebanyak 30 orang penunggang kuda dari kalangan Muhajirin. Pasukan ini ditugaskan berpatroli mengawasi wilayah dari penyelusupan kaum Musyrikin, hingga meliwati daerah Al-‘Iish di tepi laut.
2.  Pasukan yang dipimpin oleh ‘Ubaidah bin Harits. Mereka sebanyak 60 orang penunggang kuda dari kalangan Muhajirin sampai ke daerah Raabigh.
3.  Pasukan yang dipimpin oleh Sa’d bin Abi Waqqash, dengan kekuatan pengintai berjumlah 80 orang Muhajirin dan bertugas sepanjang jalan yang menghubungkan Makkah dan Madinah.
4.  Perang Wuddan. Pasukan yang langsung di bawah pimpinan Rasulullah saw. berjumlah 200 orang penunggang kuda, onta dan pejalan kaki,  berjalan memantau wilayah kekuasaan hingga daerah Wuddan. Dalam menjalankan tugas pengawasan wilayah yang dipimpin langsung oleh Rasulullah terjadi Peperangan Wudan. Pada peperangan ini Rasulullah saw. mengadakan perjanjian dengan Bani Dhamrah. Salah satu tujuan peperangan ini adalah untuk membangun sebuah aliansi dengan kabilah-kabilah yang selama ini menguasai jalur yang menghubungkan antara Kota Makkah dan Madinah.
5.    Perang ‘Usyairah. peperangan dengan jumlah pasukan sebanyak 200 orang penunggang dan pejalan kaki di bawah kepemimpinan Rasulullah saw. Tujuan dari peperangan ini adalah untuk menunjukkan kekuatan kaum muslimin di hadapan orang-orang musyrikin serta membangun kesepahaman dengan kabilah-kabilah yang terdapat di daerah jalur perdagangan orang Quraisy di antara Kota Makkah dan Madinah.
6.    Perang Buwaath. Peperangan dengan jumlah pasukan sebanyak 200 orang penunggang dan pejalan kaki di bawah kemimpinan Rasulullah saw. Tujuannya adalah untuk bisa sampai ke daerah Buwaath dari sisi gunung Radhwa ke jalur perdagangan Quraisy di antara kota Makkah dan Madinah, selain untuk menekan kegiatan perdagangan mereka.
7.    Pasukan di bawah pimpinan ‘Abdullah bin Jahsy. Pengintaian berkekuatan delapan orang dari kalangan Muhajirin. Bersama itu, ‘Abdullah membawa sepucuk surat dari Rasulullah saw. Beliau berpesan untuk tidak membuka surat tersebut kecuali dua hari setelah mereka melakukan perjalanan. Ketika surat itu dibuka, di dalamnya terdapat tulisan, ”Jika engkau telah membaca surat ini, maka teruslah berjalan hingga engkau sampai di sebuah pohon kurma yang terletak di antara Makkah dan Thaif. Lalu perhatikan gerak-gerik orang Quraisy dan berikan informasinya kepada kami.” Abdullah segera berangkat hingga akhirnya ia sampai di sebuah pohon kurma. Sebuah kafilah Quraisy lewat dan langsung di serang oleh kaum muslimin. Pada peperangan ini, orang-orang musyrikin yang tewas antara lain ‘Amr bin Hadhrami, sementara kaum muslimin berhasil menawan dua orang dari kalangan musyrikin, namun yang keempat berhasil melarikan diri.
8.    Perang Badar Pertama. Prediksi Rasulullah saw. dan para sahabat tentang kaum musyrikin benar-benar menjadi sebuah kenyataan. Tak lama setelah beliau menetap di Kota Madinah, orang-orang musyrikin di bawah pimpinan Karz bin Jabir Al-Fihry melakukan penyerangan terhadap ladang pengembalaan hewan milik orang Madinah dan merampas beberapa ekor unta dan kambing milik kaum muslimin. Rasulullah Saw. pun segera bergerak untuk mengusir agresor tersebut dan merebut kembali unta maupun kambing milik kaum muslimin yang sempat mereka rampas. Pasukan perang kaum muslimin di bawah pimpinan Rasulullah Saw. ketika itu bergerak sampai ke daerah Wadi Sufyan, dekat dengan Badar. Namun demikian mereka tidak dapat mengejar agresor musyrikin sehingga mereka pun harus kembali tanpa ada peperangan.

Latar Belakang Perang Badar Kubra
Perang Badar yang meletus antar kaum muslimin dan orang-orang musyrik dipicu oleh beberapa sebab, di antaranya:

1. Pengusiran Kaum Muslimin dari Kota Makkah
Genderang perang terhadap kaum muslimin, sebenarnya sudah ditabuh oleh orang-orang musyrikin sejak Rasulullah Saw. menyampaikan risalah dakwah. Mereka telah melakukan penyiksaan terhadap kaum muslimian dan merampas harta benda para sahabat nabi di kota Makkah. Perlakukan mereka terhadap orang-orang Muhajirintidak lagi mengenal prikemanusiaan. Mereka rampas rumah dan kekayaan kaum Muhajirin. Orang Islam pun melarikan diri dan menukarnya dengan keridhoan Allah Swt. Kita dapat melihat sendiri bagaimana orang kafir Quraisy merampas dan menguasai harta benda Shuhaib sebagai imbalannya, Shuhaib diizinkan untuk berhijrah ke Madinah. Kita pun dapat menyaksikan bagaimana mereka menduduki rumah-rumah dan peninggalan kaum muslimin yang ditinggal oleh pemiliknya. Dan kejadian 15 abad yang lalu tak ubahnya seperti yang sedang mereka lakukan di Palestina, Afganistan, Irak dan negara-negara Islam lainnya.

2. Penindasan Terhadap Umat Islam Hingga Kota Madinah
Apa yang dilakukan orang Quraisy terhadap umat Islam, ternyata tidak hanya ketika mereka berada di Kota Makkah. Di bahwa pimpinan Kurz bin Habbab Al-Fihri, mereka memprovokasi kaum musyrikin lainnya untuk menyerang, menteror, dan menguasai harta benda milik kaum muslimin yang ada di Kota Madinah (sebagaimana yang terjadi pada Perang Badar Shughra). Oleh karena itu, sudah sewajarnya apabila orang-orang musyrik menerima balasan atas semua permusuhan dan penindasan mereka terhadap umat Islam selama ini. Mereka begitu sadar, bahwa banyak kepentingan dan hasil perdagangan mereka yang akan berpindah ke tangan orang-orang Islam di sana, selain bahwa kini Islam telah memiliki pasukan dan wilayah yang mampu memberikan perlawanan atas kewenang-wenangan, menegakkan kebenaran dan menumbangkan kebatilan meskipun orang-orang yang berhati durjana tidak menyukainya.

3. Memberi Pelajaran Kepada Quraisy
Oleh karena itu, begitu Rasulullah saw. mendengar bahwa kafilah dagang Quraisy yang dipimpin oleh Abu Sufyan bin Harb dan ‘Amr bin Al-‘Ash bersama 40 orang bergerak dari Syam membawa harta orang-orang Quraisy yang keseluruhannya mencapai seribu ekor unta, maka beliau pun segera mengajak kaum muslimin untuk bergerak mendatanginya. Rasulullah saw. mengatakan, ”Ini adalah perdagangan Quraisy. Maka keluarlah kalian, semoga Allah swt. akan memberikannya kepada kalian.” Mendengar seruan ini, sebagian kaum muslimin menyambutnya sementara yang lainnya merasa sedikit berat dengannya. Mereka menggangap bahwa ketika itu Rasulullah saw. tidak bermaksud mengumandangkan sebuah peperangan. Karena beliau mengatakan, ”Barangsiapa yang saat ini memiliki tunggangan, maka hendaklah ia ikut bersama kami.” Beliau tidak menunggu sahabat yang tunggangannya tidak ada pada saat itu.


Hasil Perang Badar

Perang Badar (dengan seluruh hasil yang ia torehkan bagi sejarah harakah Islamiah maupun sejarah umat manusia seluruhnya) telah menjadi sebuah pelajaran yang sangat jelas sekali bagi harakah Islamiah maupun bagi perjalanan sejarah ke depan. Allah swt. menyebut hari itu dengan nama “yaumul furqan yaum iltaqa al-jam’an” atau hari pembeda, hari dimana dua kekuatan bertemu. Peperangan ini sendiri memberikan beberapa buah hasil penting antara lain:

1.    Perang Badar merupakan pembatas di antara dua ikatan dan menjadi pembeda antara yang haq dan yang bathil. Kekuatan umat Islam semakin kuat sehingga dataran Arab pun turut memperhitungkannya. Kebenaran muncul di permukaan dengan rambu-rambu akidah dan prinsip-prinsip dasar yang dibawanya.
2.    Tergoncangnya kedudukan Quraisy di mata orang Arab serta kegalauan penduduk Makkah di hadapan tamparan yang tak diduga tersebut.
3.     Tampilnya umat Islam sebagai sebuah kekuatan yang memiliki arti dan pengaruh. Hal ini menyebabkan banyak kabilah yang tinggal di sepanjang jalur Makkah dan Syam membuat perjanjian kesepakatan dengan mereka. Dengan demikian kaum muslimin sudah berhasil menguasai jalur tersebut.
4.    Sebelum Perang Badar meletus, kaum muslimin mengkhawatirkan keberadaan orang-orang non muslim yang tinggal di kota Madinah. Namun setelah mereka kembali ternyata kenyataannya justru sebaliknya.
5.    Semakin bertambahnya kebencian orang-orang Yahudi terhadap umat Islam. Sebagian mereka mulai menunjukkan permusuhannya secara terang-terangan. Sementara yang lainnya menjadi agen yang membawa berita seputar perihal kaum muslimin kepada orang-orang Quraisy serta memprovokasi mereka untuk menyerang umat Islam.
6.    Aktivitas perdagangan Quraisy menjadi semakin sempit. Akhirnya mereka terpaksa menapaki jalur Irak melalui Najd karena takut apabila dikuasai oleh orang-orang islam. Dan jalur ini merupakan jalur yang panjang.
7.    Pada Perang Badar, 14 orang dari kalangan umat Islam gugur sebagai syuhada; 6 orang dari kalangan Muhajirin dan 8 orang dari kalangan Anshar. Sementara dari pihak orang musyrikin tewas sebanyak 70 orang dan 70 orang lagi berhasil ditawan. Kebanyakan dari mereka adalah pemuka dan pembesar Quraisy.


Muroji’
1.    Tafsir Al Munir Fi al Aqiidati Wa syari’ati wa minhaji
2.    Tahdzib Sirah Ibnu Hisyam,
3.    .Ar-Raudh al Anf ; 2/32-38
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/smart-teen/2013/12/22/1086/peristiwa-pertolongan-allah-pada-perang-badar/#sthash.pDs1MF9D.dpuf


Rabu, 31 Juli 2013, 22:26 WIB

Kemenangan Badar, Saat 5.000 Malaikat Turun ke Bumi

Lokasi Perang Badar (ilustrasi)
Badar adalah nama sebuah lembah yang terletak di antara Makkah dan Madinah. Lembah ini diapit oleh dua bukit, yaitu di timur bukitnya bernama 'Udwah al Qushwa' dan di barat bukitnya bernama 'Udwah ad Dunya'.
Di sisi selatan, Lembah Badar dibatasi oleh bukit bernama bukit 'al-Asfal'. Sejak masa sebelum Islam, lembah tersebut sudah menjadi jalur yang banyak dilintasi kafilah-kafilah dagang asal Makkah atau Yaman yang hendak berniaga ke Syam (Suriah dan Lebanon).
Tanahnya yang subur karena memiliki campuran pasir dan tanah dengan beberapa mata air di lembah tersebut membuat para kafilah bisa singgah beristirahat di lembah ini dengan nyaman. 
Saat ini, lembah badar menjadi salah satu kota yang berada di wilayah Provinsi Madinah dengan nama lengkap Kota Badar Hunain. Jarak kota ini dari Kota  Madinah mencapai sekitar 130 km.
Meski demikian, sebagian wilayah lembah yang pernah menjadi lokasi pertempuran besar, yakni Perang Badar al Qubro, masih dibiarkan menjadi padang terbuka. 
Bahkan, pada satu lokasi di lembah tersebut, terdapat bangunan tembok menyerupai benteng yang mengelilingi areal cukup luas. Lokasi itu diperkirakan menjadi tempat pertempuran sekaligus tempat dimakamkannya para syuhada yang gugur dalam Perang Badar.
Lembah Badar memang menjadi sangat dikenal dalam sejarah Islam. Tempat ini menjadi saksi suatu peristiwa besar yang menjadi tonggak sejarah tatkala pertempuran besar antara umat Islam dari Madinah dan kaum musyrikin dari Makkah terjadi. 
Pertempuran besar di lembah Badar tersebut terjadi pada 17 Ramadhan 2 Hijriyah atau 17 Maret 624 M. Perang yang juga sering disebut-sebut sebagai perang akidah ini memberikan kemenangan besar bagi kaum Muslimin.
Sebelum Perang Badar terjadi, kaum Muslim Madinah dan penduduk Makkah sebenarnya sudah beberapa kali terlibat konflik bersenjata skala kecil. Ketegangan antara kelompok masyarakat di Makkah dan Madinah ini terjadi akibat serangan umat Islam di Madinah pada rombongan dagang kaum Quraisy.
Umat Islam Madinah yang sebelumnya berasal dari kaum Quraisy Makkah berpendapat, penyerangan terhadap rombongan dagang dari Makkah sah dilakukan. Pasalnya, kaum Quraisy Makkah telah mengusir dan menjarah barang-barang yang mereka tinggalkan di Makkah.
Pada akhir tahun 623 Masehi, aksi penyerangan terhadap para pedagang Makkah ini makin sering dilakukan. Puncaknya, terjadi menjelang pertempuran Badar. Saat itu, umat Islam Madinah mendengar kabar mengenai rencana kedatangan kafilah dagang kaum Quraisy dari Syam, yang berada di bawah perlindungan pasukan Abu Sufyan bin Harb.
Mendapat informasi tersebut, sahabat Rasulullah SAW, Hamzah, meminta ijin untuk membalas perlakuan orang kafir Quraisy. Saat itulah, turun ayat 39-40 Surah Al Hajj yang memberikan ijin pada kaum Muslimin untuk berperang jika mereka dizalimi.
Mendapat wahyu ini, Rasulullah pun memimpin sendiri pasukannya untuk melakukan pengadangan. Dengan pasukan yang terdiri atas 313 orang dan 2 ekor unta, mereka menuju suatu tempat bernama Shafra ( di luar Kota Madinah).
Upaya pencegatan pasukan Muslimin ini tercium oleh Abu Sufyan, sehingga dia mengambil rute kembali ke Makkah dengan melalu jalur tepi laut. Sementara, kaum musyrikin Quraisy yang mendapat kabar rombongan Abu Sufyan dihadang pasukah Rasulullah mengirimkan bantuan dengan mengirim 1.000 orang. Pasukan ini dipimpin oleh Abu Jahal.
Rasulullah SAW dan para saha bat yang mendapat kabar Abu Sufyan sudah sampai Makkah dan kaum Quraisy mengirimkan pasukan, tidak mengurungkan perjalanan. Tapi bertekad menghadapi pasukan yang dipimpin Abu Jahal.
Keteguhan hati umat Islam untuk bertempur melawan pasukan AbuJahal yang lebih besar ini lah yang berbuah kemenang Terkait pertempuran ini, Allah ber firman.
"Sungguh Allah telah menolong kamu dalam Peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu, bertawakallah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya. (Ingat lah), ketika kamu mengatakan kepada orang Mukmin, Apakah tidak cukup bagi kamu Allah membantu kamu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)? Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bertakwa dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda. "

Sejarah Rasulullah s.a.w
Peperangan Badar  
Muqaddimah:
Setelah hijrahnya Rasulullah dari Makkah ke Madinah bersama-sama para sahabatnya dan diterima baik oleh orang-orang anshar, Islam telah berkembang, tersebar luas dan diterima oleh banyak kabilah-kabilah arab.  Kekuatan dan ekonomi Madinah telah menjadi kukuh.  Orang-orang arab Quraisy Makkah tidak senang hati dengan kemajuan ini.
Perang Badar merupakan perang pertama yang dilalui oleh umat Islam di Madinah. Ia merupakan isyarat betapa mulianya umat Islam yang berpegang teguh pada tali agama Allah.  Kemenangan besar kaum muslimin tidak terletak pada jumlah tentara yang ikut serta tetapi terkandung dalam kekuatan iman yang tertanam disanubari mereka.  Dengan Keyakinan mereka pada Allah yang sangat kukuh itu, Allah telah menurunkan bantuan ibarat air yang mengalir menuju lembah yang curam.  Tidak  ada sesiapa yang dapat menahan betapa besarnya pertolongan Allah terhadap umat yang senantiasa menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya. 
Sejarah :
Serangan yang dilakukan oleh Abdullah Ibn Jahshin terhadap angkatan perdagangan kaum Quraisy pada bulan Rejab yang diharamkan berperang telah dianggap oleh mereka sebagai tamparan dan cabaran hebat kepada mereka.  Kaum Quraisy merasakan kematian Al-Hadhrami seharusnya dibela dan memusnahkan semua pihak yang bersangkutan dengan pembunuhan itu.  Rasulullah sememangnya menyedari pihak Quraisy pasti akan menuntut bela.  Baginda telah membuat persediaan yang lebih awal.
Pada bulan Ramadhan tahun 2 Hijriah,  Rasulullah bersama 313 orang tentera telah keluar dari Madinah untuk menyekat angkatan perdagangan kaum Quraisy yang pulang dari negeri Syria (Syam) dalam usaha mereka hendak melemahkan persiapan tentera Quraisy Makkah untuk menyerang Madinah.
Abu Sufyan yang mengetuai angkatan perdagangan tersebut telah menyedari tindakan Rasulullah itu lalu beliau telah menghantar utusannya yang bernama Dham Dham bin Amr Al-Ghifari meminta bantuan dari Makkah.
Di Makkah pula, 3 hari sebelum Dham Dham sampai, Atiqah Binte Abdul Muthalib telah bermimpi sesuatu yang sungguh menakutkan.  Atiqah telah bermimpi melihat seorang musafir datang dengan mengendarai unta. Ia berdiri diatas tanah lapang. Kemudian, lelaki tersebut berteriak dengan suara yang amat kuat.
“Ketahuilah wahai keluarga Ghudar, berangkatlah kalian kepada tempat-tempat kematian kalian dalam masa 3 hari.”
Atiqah melihat manusia berkumpul dekat musafir tersebut kemudian ia masuk dalam masjid diikuti orang ramai dan berdiri ia diatas untanya didepan Ka’bah dan dilaungkan lagi perkataan yang sama. Lelaki itu kemudian berdiri dihadapan Abu Qais dan diulangi ucapannya buat kali ketiga.  Musafir itu kemudian mengambil batu besar dan melemparkannya.  Batu itu jatuh bergolek.  Ketika batu itu tiba dibawah gunung, ia pecah berkeping-keping. Tidak sebuah rumah pun yang ada di Makkah terlepas dari dimasuki pecahan batu besar tersebut.
Mimpi Atiqah itu walaupun diminta supaya dirahsiakan, telah tersebar luas di Kota Makkah hingga kepengetahuan Abu Jahal.  Tetapi Abu Jahal dengan sikap bongkak dan sombongnya tidak memperdulikan mimpi itu malah diperlecehkan olehnya.
Al-Abbas bin Abdul Muthalib, orang pertama yang mengetahui tentang mimpi Atiqah telah mendengar saudaranya di ejek oleh Abu Jahal.  Beliau ingin mempertahankan saudaranya lalu keluar untuk mencari Abu jahal.  Pada ketika beliau terjumpa Abu Jahal, Dham Dham, yaitu utusan dari Abu Sufyan telah sampai ke Makkah dengan membawa berita Abu Sufyan meminta bantuan.  Ketika itu juga Makkah menjadi kecoh dengan berita ini.  Ramai pembesar-pembesar Quraisy merasa marah dengan tindakan Muhammad.  Mereka lalu mengumpulkan orang untuk keluar membantu Abu Sufyan.  Tidak ada seorang lelaki pun yang ingin ketinggalan dalam peperangan ini.  Ada diantara mereka yang tidak dapat ikut tetapi mengutus orang suruhan mereka untuk ikut serta.
Sebelum berlaku peperangan di Badar, Nabi Muhammad S.A.W telah mengutuskan Talhah Bin Ubaidullah dan Said bin Zaid untuk mengumpul maklumat tentang kabilah Abu Sufyan.  Mereka mengumpulkan maklumat ynag perlu dan kembali ke Madinah untuk menyampaikan pada Rasul.  Baginda bergerak bersama-sama para pengikutnya.  Baginda menuju ke Badar tetapi terlebih dahulu Baginda mengutus Ali bin Abu Talib, Zubir bin Al-Awwam dan Saad Bin Abi Waqqas bersama beberapa orang lain ke Badar mengumpulkan maklumat terbaru tentang orang Quraisy serta musuh mereka. Maklumat yang diperolehi daripada dua orang budak lelaki yang telah mendedahkan tentang tempat persinggahan orang Quraisy.  Apabila Rasulullah bertanya berapa ekor binatang yang disembelih untuk makanan mereka setiap hari, kanak-kanak itu menjawab 9 atau 10 eokr.  Dengan kebijaksanaan Rasulullah, Beliau dapat mengagak jumlah tentera musuh ada 900 hingga 1000 orang tentera.
Dengan maklumat yang diperolehi itu, Rasulullah pada waktu itu merasa khawatir kalau-kalau nanti setelah kejadian tenteranya bertempur dengan tentera Quraisy lalu dari tenteranya ada yang mengundur diri.  Nabi Muhammad S.A.W juga ingat bahwa asal mulanya berangkat dari madinah adalah hendak mengejar seperangkatan unta yang memuatkan perdagangan kaum Quraisy yang di ketuai oleh Abu Sufyan, sedangkan mereka telah lepas jalan ke Makkah.  Rasulullah bimbang jika ada diantara tenteranya yang tidak suka bertempur dengan tentera Quraisy dan ada yang berperasaan
Angkatan Unta yang dikejar telah terlepas jalan. Pasukan tentera Quraisy begitu besar berlipat ganda. Alat perang Quraisy lebih lengkap dan mereka serba kekurangan.
Dengan kebijaksanaan sebagai seorang Nabi dan pesuruh Allah, maka Nabi Muhammad S.A.W mengadakan permusyawaratan bersama pahlawan-pahlawan tenteranya meminta pendapat mereka. Pada mulanya, mereka berkata bahwa mereka keluar hanya untuk perdagangan Quraisy dan bukan untuk berperang.  Ketika itu Rasulullah amat merasa susah hati dan berubah wajahnya. Apabila Abu Bakar r.a melihat keadaan ini, lalu beliau berkata:
“Ya Rasulullah, lebih baik kita bertempur dengan musuh!”.  Diikuti pula dengan Umar r.a.  Kemudian seorang sahabat Miqdad Bin Al-Aswad lalu berdiri dan berkata :
“Ya Rasulullah, teruskanlah pada barang apa yang Allah telah perintahkan pada Tuan! Maka kita serta Tuan.  Demi Allah, kita tidak akan berkata kepada Tuan seperti perkataan kaum Bani Israil kepada Nabi Musa pada zaman dahulu. “Pergilah engkau bersama Tuhanmu, maka berperanglah engkau berdua.  Kita sesungguhnya akan duduk termenung saja.”.  Akan tetapi berkata kita pada Tuan sekarang “Pergilah Tuan bersama Tuhan Tuan! Dan berperanglah Tuan bersama Tuhan Tuan.  Kita sesungguhnya berserta Tuan dan Tuhan Tuan.  Kita ikut berperang.  Demi Allah, jikalau Tuan berjalan dengan kita sampai kedesa Barkul Ghamad, nescaya kita berjuang bersama Tuan daripada yang lainnya.  Kita akan berperang dari sebelah kanan Tuan dan di antara hadapan Tuan dan belakang Tuan.
Ketika itu Rasulullah juga ingin kepastian dari kaum Anshar.  Melihat keadaan itu, Sa’ad Bin Muaz lalu berdiri dan berkata dengan kata-kata yang memberi keyakinan pada Rasulullah sama seperti kaum Muhajirin.  Di ikuti pula oleh suara-suara pahlawan yang lain.
Setelah mendengar kata-kata daripada sahabat dan tenteranya yang sungguh meyakinkan, bercahayalah muka Nabi seraya tertampak kegirangannya.  Pada saat itu juga Allah menurunkan wahyunya yang tercatat di Surah Al-Anfal ayat 5-7 yang ertinya :
“Sebagai Tuhanmu(Muhammad) mengeluarkan akan kamu dari rumhamu yang benar. Dan bahawasanya sebahagian dari orang-orang yang beriman itu sungguh benci.  Mereka membantah kamu dalam urusan kebenaran (berperang) sesudah terang-benderang, seolah-olah mereka digiring akan salah satu dari dua (golongan Al’Ier dan golongan An Nafier), bahawasanya ia bagimu, dan kamu mengharapkan yang tidak berkekuatan senjata adalah bagi kamu, dan Allah berkehendak akan menyatakan kebenaran dengan semua sabdanya, dan memutuskan kekalahan orang-orang yang tidak percaya” 
                                                                                  (Al-Quran Surat Al-Anfal Ayat 5-7)
Setelah itu, nabi S.A.W lalu bersabda pada seluruh tenteranya:
“Berjalanlah kamu dan bergiranglah kerana sesungguhnya Allah telah memberi janji kepadaku salah satu daripada dua golongan (yaitu Al-Ier dan An-Nafier).  Demi Allah, sungguh aku seakan-akan sekarang ini melihat tempat kebinasaan kaum Quraisy,”
Mendengar perintah Rasulullah S.A.W yang sedemikian itu, segenap kaum muslimin memulakan perjalanan dengan tulus ikhlas dan berangkatlah mereka menuju ketempat yang dituju oleh Nabi. Mereka selalu ta’at dan patuh kepada perintah Nabi dengan melupakan segala sesuatu yang menjadi kepentingan diri mereka sendiri.
Dipihak Quraisy pula ada beberapa kocar kacir yang terjadi sehingga beberapa kaum yang berjalan berpatah balik ke Makkah.
Rasulullah tidak henti-henti memanjatkan do’a kepada Allah memohon pertolongan. Untuk menebalkan iman tenteranya dan meneguhkan semangat barisannya, Rasulullah menghadapkan mukanya kepada sekelian tenteranya sambil memohon kepada Allah yang ertinya :
“Ya Allah! Hamba memohon kepada Engkau akan janji dan perjanjian Engkau.  Ya Allah! Jika Engkau berkehendak (mengalahkan pada hamba), tidak akan Engkau disembah lagi.” 
Diriwayatkan diwaktu itu, Nabi S.A.W berulang-ulang memohon kepada Allah sehingga Abu Bakar r.a yang senantiasa berada disisinya telah memegang selendang dan bahu Nabi sambil berkata bahwa Tuhan akan meluluskan padanya apa yang telah Allah janjikan.
Selanjutnya, sebagai kebiasaan bangsa Arab, sebelum berperang maka diantara pahlawan-pahlawannya lebih dulu harus bertanding dan beradu kekuatan dengan pahlawan musuh.  Dipihak kaum Quraisy, 3 pahlawan yang keluar adalah 1. Utbah Bin Rabi’ah, 2. Syaibah Bin Rabi’ah dan 3. Walid Bin Utbah.  Dan dari tentera Islam ialah 1. ‘Auf bin Al-Harits, 2. Mu’adz bin Harts dan 3. Abdullah bin Rawahah.  Mereka bertiga adalah dari kaum Anshar.  Tetapi kerana kesombongan kaum Quraisy yang merasakan bangsanya lebih baik, tidak mahu menerima kaum Anshar, malah meminta Rasulullah mengeluarkan 3 orang pahlawan dari kaum Quraisy sendiri.  Maka Rasulullah mengeluarkan 1. Hamzah Bin Abdul Muthalib, 2. Ali Bin Abi Thalib dan 3. ‘Ubadah Bin Al-Harits.  Mereka berenam beradu tenaga sehingga akhirnya tentera Quraisy jatuh ketiga-tiganya dan tentera Islam hanya ‘Ubaidah Bin Al-Harits yang syahid.  Ini adalah petanda bahwa kaum Quraisy akan tewas. 
Setelah itu pertempuran terus berlaku.  Tentera Islam yang seramai 313 orang berlawan mati-matian untuk menewaskan tentera Quraisy.  Rasulullah senantiasa mengamati gerak-geri tentera Islam.  Dengan sebentar waktu, berpuluh-puluh tentera musyrikin menghembuskan nafasnya, melayang jiwanya meninggalkan badannya bergelimpangan diatas tanah bermandikan darah.  Tentera Islam senantiasa menyebut “Esa! Esa! Esa!”.
Rasulullah pula tidak henti-henti memanjatkan do’a pada Allah memohon kemenangan  tentera Islam. Ada seketika dengan tidak ada sebab apapun, Rasulullah telah jatuh dengan mendadak sebagai orang pengsan.  Tubuhnya gementar dan kedinginan bagaikan orang ketakutan.  Tetapi tidak berapa minit, Beliau bangun dengan tegak lalu bersabda kepada Abu Bakar r.a. yang senantiasa berada disisinya, yang ertinya :
“Gembiralah oleh mu hai Abu Bakar.  Telah datang pertolongan dari Allah kepadamu.  Ini Malaikat Jibril sampai memegang kendari kuda yang ia tuntun atas kedua gigi sarinya berdebu.” 
Rasulullah memberi semangat kepada tenteranya dengan sabdanya yang membawa maksud dan jaminan bahwa tentera Islam yang turut serta diperang Badar dijamin masuk syurga.  Mendengar ini, tentera Islam semakin berkobar-kobar semangatnya.  Ramai pembesar-pembesar Quraisy yang terkorban dan pada akhirnya, mereka bubar dan melarikan diri.  70 orang kaum Quraisy terbunuh dan 70 yang lain tertawan.  Manakala tentera Islam pula hanya 14 yang syahid (6 dari Muhajirin dan 8 dari Anshar).  Tentera Islam mendapat kemenangan dari sebab keteguhan dan ketabahan hati mereka.  Bangkai-bangkai tentera musyrikin dilempar dan dikuburkan didalam sebuah perigi/sumur di Badar.
Kemenangan ini disambut dengan riang gembira oleh orang yang tidak mengikut peperangan, yaitu kaum perempuan, kanak-kanak dan beberapa orang lelaki yang diberi tugas mengawal Madinah dalam masa pemergian tentera Islam ke Badar itu.
Di Madinah pula, Rasulullah memikirkan bagaimana cara yang patut dilakukan keatas orang tawanan perang.  Rasulullah juga berpesan pada orang ramai supaya bersikap baik dan belas kasihan kepada orang tawanan. Sehingga ada kaum muslimin yang memberikan satu-satunya roti yang ada kepada orang tawanan.  Sehingga orang tawanan merasa segan dengan kebaikan yang ditunjukkan. Rasulullah kemudian berbincang dengan orang Islam tentang nasib tawanan Badar.  Ada yang menyatakan dibunuh saja kerana mereka telah engkar dengan Allah dan mengusir kaum Muhajirin dari Makkah.  Ada pula yang lebih lembut hatinya dan disuruh lepaskan saja dengan harapan mudah-mudahan mereka akan insaf dan tertarik dengan Islam.  Setelah lam berbincang, mereka akhirnya mengambil keputusan untuk melepaskan mereka dengan mengenakan tebusan sekadar yang sepatutnya mengikut keadaan masing-masing.  Setinggi empat ribu dirham dan serendah satu ribu dirham.  Bagi yang miskin tetapi ada pengetahuan membaca dan menulis dikehendaki supaya mengajar sepuluh orang kanak-kanak Islam.  Mereka semua dibebaskan apabila tebusan telha dibayar atau kanak-kanak itu telah pandai.  
Hikmah didalam peperangan Badar
Peperangan Badar ini amat besar ertinya bagi agama Islam.  Andaikata tentera Islam kalah dalam peperangan ini maka tamatlah riwayat orang-orang Islam malah agama Islam itu sendiri.  Kemenangan ini juga menguatkan lagi kedudukan Islam di Madinah dan menambahkan keyakinan bahwa mereka adalah pihak yang benar.  Mereka telh mula disegani dan ditakuti oleh kabilah-kabilah Arab lain dan digeruni oleh orang Yahudi dan Munafiqin Madinah.  Sebaliknya pengaruh orang Quraisy Makkah mula lemah dan merosot.  Orang yang ditawan oleh tenters Islam pula, apabila mereka balike ke Makkah setelah dilepaskan telah menceritakan kepada sahabat-sahabat dan keluarga tentang kebaikan orang Islam.  Cerita ini dengan tidak secar langsung telah member pertolongan yang besar kepada perkembangan agama Islam di Makkah.  Mereka yang selalunya menerima layanan buruk dari orang Quraisy secara diam telha berhijrah ke Madinah dan memeluk agama Islam.  Dengan ini tentera Islam bertambah dar masa ke masa.  Perang Badar telah memperkuatkan lagi kepercayaan orang Islam kepada nabi Muhammad S.A.W. dan ajaran Islam.  Mereka sanggup berkorban jiwa untuk kepentingan Baginda dan agama Islam
Kesimpulan
Pengajaran dari peperangan ini menunjukkan bahwa kaum Quraisy tidak bersatu padu.  Ini terbukti apabila ada beberapa puak yang menarik diri sebelum perang terjadi.  Dengan ini sebagai orang Islam kita harus bersatu demi untuk mencapai kemenangan.
Kaum Quraisy terlalu yakin yang mereka akan berjaya memusnahkan Islam yang memang sedikit dari jumlah tetapi tidak dari semangat.  Mereka tidak dapat mengalah tentera Islam kerana semangat tentera Islam begitu kukuh kerana Rasulullah telah berjaya menjalin silaturrahim yang kuat sesama Islam.  Nabi Muhammad S.A.W adalah pentabdir yang berkaliber dan pintar mengendalikan tektik peperangan.  Orang Islam mempunyai pegangan ia itu berjaya didunia atau mati syahid.