SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
Proses pengeluaran zat pada manusia
dibedakan menjadi defekasi, sekresi, dan ekskresi. Defekasi adalah proses
pengeluaran sisa-sisa pencernaan berupa tinja ( feses ) yang dikeluarkan
melalui anus. Sekresi adalah proses pengeluaran getah oleh kelenjar yang berguna
bagi tubuh. Getah tersebut umumnya mengandung enzim atau hormon. Ekskresi adalah
proses pengeluaran sisa metabolism yang sudah tidak berguna lagi bagi tubuh.
Sisa metabolisme yang dikeluarkan melalui ekskresi disebut ekskret. Ekskret
dapat berupa air beserta zat yang terlarut di dalamnya, garam-garam mineral,
dan pigmen empedu. Ekskret dihasilkan oleh berbagai organ ekskresi yang
terdapat di dalam tubuh dan dikeluarkan bersama urine dan keringat.
A. ALAT-ALAT EKSKRESI PADA
MANUSIA
Proses pengeluaran (ekskresi) ini hampir selalu melibatkan proses
osmoregulasi, suatu proses untukmemelihara tekanan osmosis dalam tubuh manusia
dan hewan dalam menghadapi kondisi lingkungan.
Bagian tubuh yang digunakan untuk melakukan osmoregulasi
pada setiap macam hewan adalah bervariasi.
a. Hewan sederhana (hewan berpori/porifera) bagian tubuh yang
digunakan untuk mengatur konsentrasi cairan tubuhnya cukup dengan proses difusi
dan osmosis langsung melalui membran sel
b. Hewan bersel satu (misalnya Amoeba, Paramaecium), bagian
tubuh yang digunakan dalam osmoregulasi adalah vakuola kontraktil melalui
mekanisme difusi dan osmosis.
c. Hewan darat, osmoregulasi terjadi melalui organ pengeluaran
(ekskresi), berupa ginjal. Dalam hal ini ginjal berperan sebagai organ ekskresi
dan osmoregulasi.
d. Hewan vertebrata dan invertebrata air (amfibi, ikan, serangga)
fungsi osmoregulasi melalui organ khusus seperti insang, kulit, bahkan usus.
Alat ekskresi pada manusia terdiri atas Ginjal, Kulit, Hati,
dan Paru-paru :
1.
Ginjal (Ren)
Ginjal merupakan alat ekskresi yang utama. Ginjal berbentuk menyerupai
biji kacang buncis, berwarna merah cokelat. Di dalam tubuh manusia terdapat
sepasang ginjal yang terletak di dekat tulang-tulang pinggang.
a.Menyaring zat-zat
sampah metabolisme dari darah.
b. Mengontrol volume darah, yaitu
dengan mengeluarkan kelebihan air yang dihasilkan sel-sel tubuh. Mempertahankan
jumlah air dalam darah penting untuk memelihara tekanan darah agar gerakan gas,
dan pengeluaran zat sampah padat tetap normal.
c. Memelihara keseimbangan konsentrasi
garam-garam tertentu. Garam-garam ini harus ada dalam konsentrasi tertentu
untuk kelangsungan kegiatan sel.
Ginjal kiri biasanya berukuran lebih
besar daripada ginjal kanan. Ginjal kanan lebih rendah letaknya daripada ginjal
kiri karena terdesak oleh hepar (hati). Dari masing-masing ginjal dikeluarkan zat
sisa penyaringan darah berupa urine (air seni) yang dialirkan melalui ureter menuju
ke kandung kemih (vesika urinaria), kemudian melalui uretra dikeluarkan dari
tubuh. Secara anatomis ginjal tersusun atas lapisan luar
yang
disebut kulit ginjal (korteks) dan lapisan sebelah dalam yang disebut sumsum
ginjal (medula). Lapisan paling dalam berupa rongga ginjal yang disebut pelvis renalis. Bagian korteks mengandung
jutaan alat penyaring yang disebut nefron.
Satu nefron terdiri atas badan malpighi dan tubula. Badan malphigi tersusun
atas kapsula Bowman dan glomerulus yang berupa gulungan pembuluh darah.
Proses di dalam ginjal meliputi
penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali zat-zat yang berguna (reabsorpsi),
dan pengeluaran zat yang pada saat itu tidak diperlukan serta tidak dapat
disimpan dalam tubuh (augmentasi).
Proses penyaringan berlangsung pada
badan malpighi. Dalam hal ini glomerulus berperan sebagai alat penyaring. Darah
yang mengalir menuju glomerulus mengalami penyaringan yang selanjutnya masuk ke
kapsula Bowman. Sisa penyaringan berupa urine yang masih mengandung banyak zat
yang diperlukan oleh tubuh, seperti glukosa, garam-garam, dan asam amino.
Zat-zat yang masih diperlukan tubuh akan mengalami proses reabsorbsi atau
penyerapan kembali di dalam kapsul Bowman.
Urine yang telah terbentuk di ginjal selanjutnya diteruskan menuju
kandung kemih melalui ureter. Untuk sementara, urine ditampung dalam kandung
urine sampai jumlah tertentu (sekitar 300 cc). Dari kandung urine diteruskan
keluar tubuh melalui uretra dan pengeluarannya diatur oleh otot sfinkter serta
kegiatan susunan sa- raf, kecuali pada anak kecil atau pada orang yang telah
lanjut usia.
2. Kulit (Integumen)
Kulit berfungsi untuk melindungi jaringan di bawahnya dari kerusakan-kerusakan
fisik karena gesekan, penyinaran, kuman- kuman, dan zat kimia. Selain itu,
kulit juga berfungsi untuk mengu- rangi kehilangan air, mengatur suhu tubuh,
menerima rangsangan dari luar, dan sebagai alat ekskresi.
Secara anatomi, kulit terdiri atas lapisan luar (epidermis),
lapisan dalam (dermis), dan lapisan bawah dermis (hipodermis). Epidermis tersusun
atas lapisan-lapisan yang berupa sel-sel kulit dan lapisan malpigi. Pada bagian
epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan urat saraf. Pada bagian dermis, terdapat otot penggerak rambut,
pembuluh darah dan limfa, indra, kelenjar minyak, dan kelenjar keringat.
Kelenjar minyak menghasilkan minyak untuk mencegah kekeringan
dan mengerutnya kulit rambut. Kelenjar keringat terdapat pada kulit, bentuknya
seperti pembuluh panjang dari lapisan malpighi masuk ke bagian
Dermis.
Pangkal kelenjar ini menggulung dan berhubungan dengan kapiler darah dan
serabut saraf simpatik. Dari kapiler darah, kelenjar keringat akan menyerap air
dengan larutan NaCl dan sedikit urea. Air beserta larutannya akan dikeluarkan
menuju ke pori-pori kulit, yaitu tempat air diuapkan dan merupakan penyerapan
panas tubuh. Pengeluaran keringat yang berlebihan menyebabkan kita cepat merasa
haus dan sering lapar.
3. Paru-paru
Paru-paru termasuk organ pengeluaran karena udara pernapasan
yang dikeluarkan mengandung karbondioksida dan air yang dihasilkan dari
kegiatan sel. Keluarnya air bias dilihat ketika kamu bernapas dalam udara
dingin berupa kabut. Setiap hari tubuh melepaskan kurang lebih 350 ml air dalam
bentuk uap air melalui sistem pernapasan.
4. Hati
Hati ikut berperan dalam sistem pengeluaran karena sel-sel
hati berfungsi sebagai tempat perombakan sel-sel darah merah dan menguraikan
hameglobin sehingga menghasilkan zat warna empedu (bilirubin) . Zat warna empedu
ini dikeluarkan ke dalam urin dan feses. Hati juga berperan dalam pembentukan
urea dari amonia, yang kemudian dikeluarkan lewat ginjal bersama urin.
B. KELAINAN DAN PENYAKIT PADA
SISTEM EKSKRESI
1. Kelainan dan Penyakit pada Ginjal
a.
Batu ginjal
Batu ginjal dapat terbentuk karena pengendapan garam kalsium
di dalam rongga ginjal, saluran ginjal, atau kandung kemih. Batu ginjal
berbentuk kristal yang tidak bisa larut dan mengandung kalsium oksalat, asam
urat, dan kristal kalsium fosfat. Penyebabnya adalah karena terlalu banyak
mengonsumsi garam mineral dan ter- lalu sedikit mengonsumsi air. Batu ginjal
tersebut lebih lanjut dapat menimbulkan hidronefrosis.
Hidronefrosis adalah membesarnya salah satu ginjal karena urine tidak dapat
mengalir keluar. Hal itu akibat penyempitan aliran ginjal atau tersumbat oleh
batu ginjal.
b.
Nefritis
Nefritis adalah kerusakan bagian glomerulus ginjal akibat
alergi racun kuman. Nefritis (perhatikan Gambar 1.5) biasanya disebabkan adanya
bakteri Streptococcus.
c.
Glukosuria
Glukosuria adalah penyakit yang ditandai adanya glukosa dalam
urine. Penyakit tersebut sering juga disebut penyakit gula atau kencing manis
(diabetes mellitus). Kadar glukosa dalam darah meningkat karena kekurangan
hormon insulin. Nefron tidak mampu menyerap kembali kelebihan glukosa, sehingga
kelebihan glukosa dibuang bersama urine.
d.
Albuminuria
Albuminuria adalah penyakit yang ditunjukkan oleh adanya molekul
albumin dan protein lain dalam urine. Penyebabnya karena adanya kerusakan pada
alat filtrasi.
e .
Hematuria
Hematuria adalah penyakit yang ditandai adanya sel darah merah
dalam urine. Penyakit tersebut disebabkan adanya peradang- an pada organ
urinaria atau karena iritasi akibat gesekan batu ginjal.
2. Kelainan dan Penyakit pada Kulit
a.
Skabies
Skabies disebut pula “ seven-year itch ”. Penyakit tersebut disebabkan
oleh parasit insekta yang sangat kecil (Sarvoptes scabies) dan dapat menular
pada orang lain.
b.
Eksim
Eksim merupakan penyakit kulit yang akut atau kronis. Penyakit
tersebut menyebabkan kulit menjadi kering, kemerah-me- rahan, gatal-gatal, dan
bersisik.
c. Jerawat
Jerawat merupakan gangguan umum yang bersifat kronis pada
kelenjar minyak. Penyakit tersebut umumnya dialami anak- anak masa remaja.
Jerawat biasanya menyerang bagian wajah, dada atas, dan punggung. Bekas jerawat
dapat menimbulkan bopeng. Pemijitan jerawat secara tidak benar perlu kamu hindari,
sebab hal tersebut dapat menyebabkan infeksi. Cara pencegahan timbulnya jerawat
yang paling mudah yaitu makan makanan yang seimbang, cukup tidur dan olah raga,
serta rajin menjaga kebersihan kulit.
d.
Biang keringat
Biang keringat dapat mengenai siapa saja; baik anak-anak, remaja,
atau orang tua. Biang keringat terjadi karena kelenjar keringat tersumbat oleh
sel-sel kulit mati yang tidak dapat terbuang secara sempurna. Keringat yang
terperangkap tersebut menyebabkan timbulnya bintik-bintik kemerahan yang
disertai gatal. Daki, debu, dan kosmetik juga dapat menyebabkan biang keringat.
Orang yang tinggal di daerah tropis yang kelembapannya tidak
terlalu tinggi, akan lebih mudah terkena biang keringat. Biasanya, anggota
badan yang terkena biang keringat yaitu daki, leher, punggung, dan dada.
Agar kamu tidak terkena biang keringat, aturlah ventilas ruangan
dengan baik. Selain itu, jangan berpakaian yang terlalu tebal dan ketat. Namun,
jika kamu sudah terlanjur terserang biang keringat, taburkan bedak di sekitar
biang keringat. Apabila bintik-bintik biang keringat sudah mengeluarkan nanah,
sebaiknya segera periksakan ke dokter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar